(Suatu Kasus
pada Koperasi Produsen Tahu Tempe
Kabupaten
Tasikmalaya)
Oleh: A
Jajang W. Mahri
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan melandaskan kegiataannya pada prinsip-prinsip Koperasi.
Sebagai gerakan, Koperasi
menjunjung
tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kerja sama antar anggotanya yang sangat
diperlukan untuk mewujudkan tujuan utamanya, yaitu meningkatkan kesejahteraan
para anggotanya dan kemakmuranmasyarakat.
Banyak pakar
yang menyata-kan bahwa kunci keberhasilan Koperasi antara lain terletak pada
partisipasi anggota (Muslimin Nasution, 1987) dan (Syamsuri SA, 1986). Sehingga
dapat dikatakan bahwa partisipasi dalam Koperasi seperti jantungnya tubuh
manusia, karena dalam Koperasi anggota berperan ganda (dual identity)
yaitu sebagai pemilik dan pengguna, disinilah letak keunikan badan usaha
Koperasi karena pemilik usaha merangkap sebagai peng-guna jasa, karena kedua
sifat ini menyebabkan Koperasi lebih banyak menuntut partisipasi dari anggota
untuk mengembangkan usaha yang telah didirikan bersama untuk mencapai tujuannya.
Tujuan utama
Koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya. Demikian
halnya bagi KOPTI (Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia), yang sejak awal
berdirinya sampai sampai tahun 1998 dalam pengadaan bahan bakunya/ kedelainya
masih menggantungkan dari pemerintah (Bulog). Pada tahun 1999 pemerintah sudah
tidak mensubsidi lagi karena terbentur oleh krisis moneter yang berkepanjangan,
maka sejak bulan April 1999 KOPTI tidak menerima lagi alokasi kedelai dari
pemerintah dan untuk memenuhi permintaan kedelai dari para anggota, seluruh
KOPTI, termasuk KOPTI Tasikmalaya mendatangkan kedelai dari Inkopti dan pihak
swasta.Karena harus langsung masuk ke pasar bebas, tidaklah heran bila KOPTI
Tasikmalaya mengalami penurunan pada tiga tahun (2002-2004). Dilihat dari
jumlah anggotanya terjadi penurunan sebesar 5,5% dari 442 orang pada tahun 2002
menjadi 397 orang pada tahun 2004. Modal sendiri mengalami penurunan selama
tiga tahun berturut-turut, rata-rata sebesar 12,15% yaitu dari Rp. 2.19 milyar
pada tahun 2002 menjadi Rp. 1.84 milyar pada tahun 2004.
Jumlah
anggota yang menurun diindikasikan sebagai konsekuensi pelayanan yang kurang
baik dari Koperasinya, yang akhirnya mengurangi modal sendiri yang ada pada
Koperasi.
2. Perumusan Masalah
Masalah yang
diteliti dirumuskan dalam satu rumusan masalah, yaitu : “Seberapa besar
kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi secara simultan berpengaruh ter-hadap
tingkat partisipasi anggota pada KOPTI
Tasikmalaya
?”
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sebagaimana
yang telah diuraikan dalam perumusan masalah, pada dasarnya tujuannya adalah
untuk mengetahui seberapa besar kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi
berpengaruh terhadap tingkat partisipasi anggota pada KOPTI Tasikmalaya.
Secara
praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kualitas
pelayanan dan manfaat Koperasi yang diberikan oleh KOPTI Tasikmalaya dan
pengaruhnya terhadap tingkat partisipasi anggotanya, dan secara teoritis dapat
dijadikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Ekonomi khususnya dalam bidang
perkoperasian.
II. KajianTeori dan Kerangka Pemikiran
Keberhasilan
suatu Koperasi salah satunya ditentukan oleh faktor partisipasi anggota.
Partisipasi anggota merupakan perwujudan dari keikutsertaan anggota dalam
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Koperasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Menurut Ropke (2003) keefektifan partisipasi anggota
tergantung dari interaksi antara :
1. Anggota
atau penerima manfaat
2. Manajemen
3. Program
Bila ketiga
variabel ini memenuhi kesesuaian, maka secara langsung akan mempengaruhi
keefektifan partisipasi semua anggota. Kesesuaian antara ketiga variabel diatas
oleh Ropke dinamakan Three Way Fit yang
kemudian akan
melahirkan The Fit Model of Participation, sedangkan kesesuaian yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Antara
pelayanan yang dibutuhkan oleh anggota dan output pelayanan dari program.
2. Antara
tugas-tugas program dan kemampuan manajemen Koperasi.
3. Antara apa
yang diminta oleh para anggota dengan keputusan manajemen.
Sedangkan
alat yang digunakan anggota untuk berpartisipasi adalah hak suara (Voice), Hak
pilih (Vote), dan hak keluar (Exit).
Dengan hak
suara (voice), anggota Koperasi dapat mempengaruhi pihak manajemen
dengan cara bertanya, memberi atau mencari informasi, maupun dengan mengajukan
ketidaksepakatan dan kritik. Dengan hak pilih (vote), anggota dapat
mempengaruhi siapa yang akan dipilih menjadi manajer maupun anggota badan pengawas
lainnya. Dengan hak keluar (exit), anggota dapat mempengaruhi manajemen
dengan cara meninggalkan Koperasi dengan membeli input yang lebih sedikit dari
Koperasi dan membeli lebih banyak dari pesaing, atau dengan cara mengancam
keluar dari keanggotaan Koperasi maupun mengurangi kegiatannya di Koperasi.
Jika model tersebut berjalan dengan kesesuaian, maka tidak ada anggota yang
menggunakan hak
keluarnya,
walaupun terjadi hanya disebabkan oleh variabel yang tidak terduga saja.
Misalnya, meninggal dunia atau dipecat keanggotaannya.
Pelayanan
Koperasi kepada anggota adalah jasa yang diberikan Koperasi dalam memajukan
usaha anggotanya. Oleh karena itu, sebagian Koperasi adalah pemberi pelayanan
yang bertugas memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada usaha anggota-nya.
Pentingnya pelayanan kepada anggota Koperasi dinyatakan Hans Munkner (1997)
bahwa :
“Sesuai
dengan tujuan Koperasi maka prioritas yang diberikan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota, pertumbuhan perusahaan Koperasi yang berkesinambungan
bukanlah tujuan akhir melainkan merupakan pembenaran dalam kaitan dengan
perbaikan kapasitas Koperasi dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota”.
Oleh karena
itu untuk memberikan pelayanan yang baik kepada anggota Koperasi harus
mewujudkannya melalui penyediaan barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan
anggota dengan penawaran harga, kualitas dan kondisi yang lebih menguntungkan
anggota dari pada penawaran yang ditawarkan oleh pasar.Karakteristik yang harus
dimiliki oleh Koperasi agar dapat disebut sebagai pusat pelayanan, menurut
Muslimin
Nasution (1990) adalah sebagai berikut :
1. Mampu
menyediakan sarana dan bahan kebutuhan masyarakat yang sesuai dengan kodrat
sebagai manusia baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk kegiatan produksi
2. Mampu
berperan untuk membangkitkan inisiatif lokal agar semua masyarakat dapat
meningkatkan peran sertanya dalam proses pembangunan dan menikmati hasil-hasil
pembangunan tersebut
3. Dapat
berperan sebagai sarana dalam proses transformasi struktural termasuk
redistribusi faktor-faktor produksi dan pendapatan.
Oleh karena
itu, pelayanan yang baik dari Koperasi, akan meningkatkan partisipasi anggota.
Demikian pula Koperasi sebagai organisasi ekonomi merupakan wadah berbagai
kegiatan ekonomi masyarakat, khususnya
para produsen
tempe tahu, bisa diterima oleh anggota karena adanya pelayanan yang diberikan
sesuai dengan bentuk dan kebutuhan yang diberikan oleh anggota sehingga dapat
meningkatkan partisipasi anggota.
Menurut
Sugiyanto (2002), mengukur keberhasilan Koperasi jangan hanya dilihat dari sisi
kemampuan Koperasi dalam menghasilkan SHU, tetapi yang utama harus dilihat dari
kemampuan dalam mempromosikan
ekonomi
anggotanya (benefit ekonomi). Pendapat tersebut sesuai pendapat Ropke (2003),
Koperasi akan sangat menarik bila dapat memberikan manfaat ekonomi bagi
anggotanya. Oleh karena itu, orang akan tertarik menjadi anggota suatu Koperasi
hanya karena mereka akan memperoleh manfaat dari Koperasi. Jika manfaat ekonomi
yang diperoleh anggota besar, maka anggota mau berpartisipasi secara aktif pada
Koperasi tersebut, karena salah satu jenis partisipasi anggota adalah
partisipasi dalam menikmati manfaat. Sebagaimana yang diungkapkan Ropke (2003)
partisipasi dapat digambarkan dalam tiga jenis :
1.
Partisipasi anggota dalam mengkontribusikan atau menggerakan sumber-sumber
dayanya
2.
Partisipasi anggota dalam mengambil keputusan (perencanaan, implementasi/pelaksanaan,
evaluasi)
3.
Partisipasi anggota dalam menikmati manfaat.
Partisipasi
anggota dalam mengkontribusikan sumber-sumber dayanya, salah satunya adalah
pemupukan modal, memberikan kesempatan kepada Koperasi untuk memproduksi barang
dan jasa, menjalankan organisasi, dan membeli fasilitas atau sarana produksi.
Oleh karena itu semakin besar modal Koperasi tersebut maka semakin besar pula
peluang Koperasi untuk memperluas jangkauan usahanya sehingga akan semakin meningkatkan
kualitas pelayanan atau memperbesar volume usahanya.
Partisipasi
dalam pengambilan keputusan maupun pengawasan akan mendorong pengurus Koperasi
untuk lebih bertanggungjawab dan meningkatkan dedikasinya untuk kepentingan
Koperasi. Kepentingan itu diwujudkan melalui peningkatan manajemen seperti
kerapihan dan kelengkapan administrasi maupun pembukuan, tertibnya pembagian
SHU dan pemilikan perangkat organisasi, tertibnya imbalan kepada personil yang
menduduki jabatan dalam Koperasi maupun dalam penyelenggaraan pertemuan dengan
anggota.
Partisipasi
anggota dalam menikmati manfaat, yaitu memanfaatkan segala sarana dan prasarana
serta pelayanan yang disediakan oleh Koperasi untuk kesejahteraan para
anggotanya.
Dari ketiga
jenis konteks partisipasi diatas, penulis fokus pada partisipasi dalam
menikmati manfaat, dimana anggota mau berpartisipasi jika mendapat timbal balik
yang menguntungkan dari Koperasi, seperti harga barang yang lebih rendah
dibanding dengan harga barang diluar Koperasi, perlakuan dan pelayanan yang
baik dari
pengurus
ataupun dari anggota yang lainnya dalam Koperasi dan mendapatkan SHU yang
sesuai dengan partisipasinya dalam Koperasi serta pelayanan di bidang penjualan
bahan baku (kedelai) serta bidang simpan pinjam yang ditawarkan oleh Koperasi
dapat memberikan manfaat lebih berupa prosedur yang relatif mudah, syarat-syarat
penjualan kedelai kepada anggota lebih mudah, kemampuan dalam mengangsur dan
jangka waktu angsuran yang tidak terlalu singkat dan bunga yang lebih rendah.
Menurut Ropke
(2003), manusia rasional akan terdorong melakukan suatu pilihan bila ia
beranggapan :
Manfaat
Koperasi > Manfaat Non Koperasi, atau
Keunggulan/Keuntungan
berkoperasi > Keunggulan Pesaing
Dengan
demikian pihak pengurus dan pengelola Koperasi dituntut untuk selalu berfikir lebih
maju dalam memberikan manfaat dibanding dari pesaingnya, karena hanya
dengan itulah anggota atau calon anggota
tergerak
untuk memilih Koperasi sebagai alternatif yang lebih rasional dalam melakukan
transaksi ekonominya.
Berdasarkan
penjelasan di atas jelaslah bahwa ada pengaruh antara kualitas pelayanan dan
manfaat ekonomi yang diberikan oleh Koperasi terhadap peningkatan partisipasi
anggota.
III. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
kerangka pemikiran, hipotesisnya adalah “Kualitas pelayanan dan Manfaat
Koperasi secara simultan berpengaruh positif terhadap tingkat partisipasi
anggota KOPTI Tasikmalaya.”
IV. Objek dan
Metode Penelitian
Objek dari
Penelitian ini adalah Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (KOPTI)
Tasikmalaya dan yang menjadi subjek penelitian adalah anggota KOPTI yang
tersebar di lima wilayah pelayanan.
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei penjelasan (explanatory
survey method) dengan menggunakan data primer dan sekunder. Metode ini
menekankan pada perolehan data dengan pertanyaan serta menganalisis jawabannya,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Kerlinger (1990:667), dan digunakan untuk
menjelaskan bentuk pengaruh antar variabel yang akan diamati dengan melalui
pengujian hipotesis. Hal ini sesuai dengan pendapat Moh. Nazir (1999:65) dan
Singarimbun dan Sofian Efendi (1995:4). Variabel yang dianalisis yaitu faktor
kualitas pelayanan Koperasi dan variabel manfaat Koperasi. Variabel kualitas
pelayanan merupakan tingkat mutu pelayanan yang diberikan Koperasi kepada
anggota, sehingga anggota dapat merasakan kepuasan dengan adanya pelayanan yang
baik dari Koperasi, sedangkan variabel manfaat Koperasi merupakan promosi
ekonomi anggota, yaitu peningkatan pelayanan Koperasi kepada anggotanya dalam
bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai anggota Koperasi.
Populasinya
adalah seluruh anggota KOPTI Tasikimlaya yang berjumlah 397 orang yang
ter-sebar di lima wilayah pelayanan, yaitu wilayah pelayanan Tasik Kota, Tasik
Utara, Ciawi, Singaparna dan Tasik Selatan. Jumlah sampel sebanyak 80 orang
ang-gota yang dilakukan berdasarkan versi Taro Yamane, penentuannya didasarkan
atas Stratified Pro-porsional Sampel Random Sampling.
Alat
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner,
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Sedangkan pengujian validitas
digunakan teknik korelasi melalui Koefisien Korelasi Product Moment dari
Pearson. Uji reabilitas digunakan adalah teknik korelasi belah dua (split-half)
dengan formula Spearman-Brown (Singarimbun dan Sofian Efendi, 1995:143).
Sedangkan teknik analisis data, digunakan analisis korelasi dan analisis
regresi berganda.
V. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Secara
deskriptif, hasil peneliti-an menujukan bahwa kualitas pelayanan KOPTI dinilai
anggota dalam kategori cukup. Kualitas pelayanan menggunakan indikator,
a) Tangible
(bukti langsung), meliputi fasilitas, perlengkapan, pegawai dan sarana
komunikasi,
b) Reliability
(Kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera dan memuaskan,
c) Responsibility
(daya tanggap), yaitu keinginan para karyawan untuk membantu para anggota,
memberikan pelayanan dan cepat menanggapi seluruh keinginan anggota,
d) Assurance
(jaminan), meliputi pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki oleh para karyawan,
e) Empathy
(empati), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik,
perhatian pribadi dan memahami kebutuhan anggota.
Variabel
manfaat Koperasi adalah manfaat yang dirasakan oleh anggota selama menjadi
anggota Koperasi.
Indikatornya
mencakup,
a) besarnya
manfaat ekonomi langsung dari penyediaan barang dilihat dari kondisi barang,
harga barang, cara pembayaran dan syarat pembelian.
b) besarnya
manfaat ekonomi langsung dari pemasaran atau pengolahan bersama dilihat dari
penghematan biaya produksi.
c) besarnya
manfaat ekonomi langsung dari simpan pinjam dilihat dari tingkat suku bunga
pinjaman, syarat pinjaman dan jumlah realisasi pinjaman.
d) besarnya
manfaat ekonomi tidak langsung dari pembagian SHU dilihat dari ketepatan dan proporsinnya.
Manfaat koperasi menurut anggota pada umumnya dalam katagori kurang.
Variabel
partisipasi anggota, ditandai dengan partisipasi dalam pengambilan keputusan,
partisipasi modal dan partisipasi usaha. Hasil penelitian menujukan bahwa pada
umumnya partisipasi anggota ada dalam katagori rendah.
Berdasarkan
hasil uji statistik menunjukan, bahwa kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi
ber-pengaruh positif terhadap tingkat partisipasi anggota KOPTI Tasikmalaya,
diperoleh nilai F statistik 185.974 sedangkan F table (0.05) (2 / 78) diperoleh
3.11. Hal ini menunjukkan bahwa F tabel < F statistik yaitu 3.11 <
185.974 artinya H0 ditolak dan H1 diterima.
Pada
persamaan regresi ganda tersebut ternyata koefisien arah regresi tersebut
signifikan atau memiliki kebermaknaan kuat. Setelah ditransformasi maka
diperoleh nilai R= 0.839 dan R 2 =0.705 dan R 2 yang disesuaikan
0.701. Ini mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi pada partisipasi
anggota 70.5% dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi,
sedangkan sisanya 29.5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil
penelitian selaras dengan Ropke (2003), bahwa Koperasi tidak akan menarik bagi
anggota, calon anggota dan masyarakat lainnya yang ingin menjadi anggota karena
hanya merasa memiliki kelebihan modal,
sebaliknya
Koperasi akan sangat menarik bila Koperasi dapat memberikan manfaat ekonomi (economi
benefit) bagi anggotanya. Untuk itulah pelayanan harus menjadi tujuan utama
dalam Koperasi. Menurut Hendar dan Kusnadi ada dua faktor yang
mengharuskan Koperasi meningkatkan pelayanannnya kepada anggotanya.
Pertama, adanya tekanan persaingan dari organisasi lain (terutama organisasi
non Koperasi). Kedua, adanya perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat
perubahan waktu dan peradaban. Bila Koperasi mampu memberikan pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar daripada pesaingnya,
maka tingkat partisipasi anggota pada Koperasi akan meningkat. Apabila Koperasi
memiliki kualitas pelayanan yang tinggi, maka keuntung-an yang dapat
dinikmati anggota dari pelayanan Koperasi akan besar,dalam arti anggota akan
menikmati keuntungan yang besar. Jika anggota dapat menikmati pelayanan yang
besar, maka
anggota akan aktif berpartisipasi. Semakin banyak manfaat pelayanan yang dapat
dinikmati oleh anggota, maka akan semakin besar partisipasi anggota dalam
Koperasinya.
Keadaan
menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas pelayanan Koperasi, maka semakin
tinggi peningkatan partisipasi anggota terhadap Koperasi, dan sebaliknya semakin
rendah kualitas pelayanan yang diberikan oleh Koperasi, maka semakin rendah
partisipasi dari anggotanya.
VI. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan, bahwa kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi
berpengaruh positif terhadap partisipasi anggota pada Koperasi Produsen Tempe
Tahu Indonesia (KOPTI) Tasikmalaya. Berarti semakin tinggi kualitas pelayanan
dan manfaat yang diberikan oleh Koperasi, maka partisipasi angota juga akan semakin
meningkat.
Dengan
demikian dapat disarankan, agar KOPTI senantiasa mampu meningkatkan pelayanan
dan memberikan manfaat kepada para anggotanya, sehingga rasa memiliki anggota
menjadi lebih baik dan akan berdampak lebih baik terhadap partisipasi anggota.
Partisipasi anggota yang baik merupakan modal dasar koperasi untuk lebih
berkembang. Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan yang sesuai dengan
harapan dan kebutuhan para anggota, sehingga memberikan manfaat (benefit) lebih
dibandingkan dengan perusahaan atau badan lainnya.
Daftar
Pustaka
Arifin Sitio
dan Halomoan Tamba, 2001. Koperasi – Teori dan Praktek, Erlangga,
Jakarta.
Hanel,
Alfred, 1989. Organisasi Koperasi – Pokok-pokok Pikiran Mengenai Organisasi
Koperasi di Negara-negara Berkembang. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Hendrojogi,
1999. Koperasi – Azas-azas, Teori dan Praktek, Rajawali Pers., Jakarta.
Ign.
Sukamdiyo, 1996. Manajemen Koperasi, Erlangga, Jakarta.
Ikatan
Akuntansi Indonesia, 1999. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Kantor
Menteri Negara Koperasi dan UKM RI, 2000. Rencana Strategi Pembangunan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah RI Tahun 2001-2005, Jakarta.
Kerlinger,
Fred N., 1990, Foundations of Behavioral Research (Terjemahan), Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Masri
Singaribun dan Sofyan Efendi, 1996, Metode Penelitian Survey, LP3ES,
Jakarta
Muenker,
Hans, 1989, Cooperative Principles and Cooperative Law (Terjemahan),
Universitas Padjadjaran, Bandung.
Muslimin
Nasution, 2002. Kinerja Koperasi-Mengukur Keberhasilan Koperasi,
Jakarta.
Ropke,
Jochen, 1995. Kewirausahaan Koperasi – Dinamika Kewirausahaan dan
pengembangan Dalam Organisasi Swadaya, UPT Penerbitan IKOPIN, Bandung.
__________,
1995. Manajemen Strategis untuk Koperasi dan Organisasi Swadaya, UPT Penerbitan
IKOPIN, Bandung.
__________,
2003. Ekonomi Koperasi – Teori dan Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.
Roy, Ewell
Paul, 1981. Cooperatives Today and Tomorrow, The Interstate Printers and
Publishers, Inc. Danville, Illinois.
Sugianto,
2002. Promosi Ekonomi Anggota (PEA) Sebagai Ukuran Kinerja Keuangan
Koperasi. Dalam Rusidi dan Maman Suratman (Ed.), 20 Pokok Pemikiran
tentang Pembangunan Koperasi (Bunga Rampai), IKOPIN, Bandung.
_________,
2002. Sistem Akuntansi Koperasi Berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 1999 untuk
Menghasilkan Informasi Keuangan yang Sesuai dengan Jati Diri Koperasi.
Dalam Jurnal Koperasi Indonesia Tahun XVII Nomor 1 Agustus 2002. IKOPIN,
Bandung.
Sugiono,
2001. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keempat, Alfabeta, Bandung.
Sukanto
Reksodiprodjo, 2001. Manajemen Koperasi, BPFE, Jogyakarta.
Syamsuri SA.,
1986. Daya Hidup Koperasi dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Anggota,
Disertasi Pascasarjana, IKIP Bandung.
Tim IKOPIN, Pedoman
Umum Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Tahun
1999.
Nama Kelompok :
Dave Simanjuntak (21210703)
Fadhli Rahman Syukri (22210477)
Gita Fitriane (23210019)
I Made Wahyudi S (23210346)
Kelas; 2EB10
Dave Simanjuntak (21210703)
Fadhli Rahman Syukri (22210477)
Gita Fitriane (23210019)
I Made Wahyudi S (23210346)
Kelas; 2EB10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar