Rabu, 07 Mei 2014

Perbedaan Modal Akuntansi Biaya Terkini dan Konvensional


Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang, dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatement komponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.
Laporan Keuangan Biaya Historis Laporan Posisi Keuangan

  • Jumlah dalam laporan posisi keuangan yang belum dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan, disajikan kembali dengan menerapkan indeks harga umum.
  • Pos-pos moneter tidak disajikan kembali karena sudah dinyatakan dalam unit moneter kini pada akhir periode pelaporan. Pos-pos moneter adalah uang yang dimiliki dan hal yang akan diterima atau dibayar dalam bentuk uang.
  • Aset dan liabilitas, melalui perjanjian, yang terhubung dengan perubahan harga misalnya indexlinked bonds and loans, disesuaikan sesuai dengan perjanjian untuk memastikan jumlah saldo pada akhir periode pelaporan. Pos-pos tersebut dicatat pada jumlah yang telah disesuaikan dalam laporan posisi keuangan yang disajikan kembali.
  • Seluruh aset dan liabilitas lain adalah nonmoneter. Beberapa pos nonmoneter dicatat pada jumlah kini pada akhir periode pelaporan, seperti nilai realisasi neto dan nilai wajar,maka pos tersebut tidak disajikan kembali. Seluruh aset dan liabilitas nonmoneter yang lain disajikan kembali.
  • Sebagian besar pos-pos nonmoneter dicatat pada biaya perolehan atau biaya perolehan dikurangi penyusutan. Oleh karena itu, pos-pos tersebut disajikan sebesar jumlah kini pada tanggal akuisisinya. Biaya perolehan, atau biaya perolehan dikurangi penyusutan, yang disajikan kembali untuk setiap pos ditentukan dengan menerapkan perubahan indeks harga umum dari tanggal akuisisi sampai akhir periode pelaporan pada biaya historis dan akumulasi penyusutan. Misalnya, aset tetap, persediaan bahan baku dan barang dagangan, goodwill, paten, merek dagang dan aset serupa disajikan kembali dari tanggal pembeliannya. Persediaan barang setengah jadi dan barang jadi disajikan kembali dari tanggal terjadinya biaya pembelian dan biaya konversi.
  • Catatan rinci tanggal perolehan dari unit-unit aset tetap mungkin tidak tersedia atau tidak dapat diestimasi. Dalam keadaan yang jarang terjadi, hal ini mungkin diperlukan, pada periode pertama kali menerapkan Pernyataan ini, untuk menggunakan penilaian profesional independen atas nilai unit tersebut sebagai dasar penyajian kembalinya.
  • Indeks harga umum mungkin tidak tersedia untuk periode saat menyajikan kembali aset tetap yang disyaratkan oleh Pernyataan ini. Dalam keadaan ini, entitas mungkin perlu untuk menggunakan dasar estimasi, misalnya, pada perpindahan kurs antara mata uang fungsional dan mata uang asing yang relatif stabil.
  • Beberapa pos nonmoneter dicatat pada jumlah kini pada tanggal selain tanggal akuisisi atau tanggal laporan posisi keuangan, misalnya aset tetap yang telah direvaluasi pada tanggal sebelumnya. Dalam kasus ini, jumlah tercatat disajikan kembali dari tanggal revaluasi.
  • Jumlah yang disajikan kembali dari pos-pos nonmoneter dikurangi, sesuai dengan PSAK terkait, ketika jumlah tersebut melebihi jumlah terpulihkan. Misalnya, jumlah aset tetap, goodwill, paten dan merek dagang yang disajikan kembali dikurangi menjadi jumlah terpulihkan, dan jumlah persediaan yang disajikan kembali dikurangi menjadi nilai realisasi neto.
  • Investee yang mencatat dengan metode ekuitas dapat membuat laporan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif investee tersebut disajikan kembali sesuai dengan Pernyataan ini untuk mengitung bagian investor atas aset neto dan laba rugi. Ketika laporan keuangan investee yang disajikan kembali dinyatakan dalam mata uang asing, maka laporan keuangan tersebut dijabarkan pada kurs penutup.
  • Pengaruh inflasi biasanya diakui dalam biaya pinjaman. Hal yang tidak sesuai untuk menyajikan kembali pengeluaran modal yang dibiayai dengan pinjaman serta mengkapitalisasi bagian biaya pinjaman untuk mengkompensasi inflasi selama periode yang sama. Bagian biaya pinjaman ini diakui sebagai beban dalam periode saat biaya terjadi.
  • Entitas dapat memperoleh aset dalam perjanjian yang mengizinkan entitas untuk menangguhkan pembayaran tanpa menimbulkan beban bunga eksplisit. Ketika entitas tidak praktis untuk menentukan jumlah bunga, maka aset tersebut disajikan kembali dari tanggal pembayaran dan bukan tanggal pembelian.
  • Pada awal periode pertama kali penerapan Pernyataan ini, komponen ekuitas, kecuali saldo laba dan surplus revaluasi, disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum dari tanggal komponen ekuitas tersebut dikontribusikan atau muncul. Surplus revaluasi yang timbul dalam periode sebelumnya dieliminasi. Saldo laba yang disajikan kembali berasal dari seluruh jumlah lain dalam laporan posisi keuangan
  • Pada akhir periode pertama dan periode selanjutnya, seluruh komponen ekuitas disajikan kembali dengan menerapkan indeks harga umum dari awal periode atau tanggal kontribusi, jika lebih belakangan. Perpindahan dalam ekuitas pemilik selama periode diungkapkan sesuai dengan PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi Komprehensif)
  • Pernyataan ini mensyaratkan bahwa seluruh pos dalam laporan laba rugi komprehensif dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Oleh karena itu, seluruh jumlah perlu untuk disajikan kembali dengan menerapkan perubahan indeks harga umum dari tanggal pos pendapatan dan beban tersebut awalnya dicatat dalam laporan keuangan. Keuntungan atau Kerugian Posisi Moneter Neto
  • Dalam suatu periode inflasi, jika entitas memiliki aset moneter melebihi liabilitas moneter, maka daya beli entitas menurun; dan jika entitas memiliki liabilitas moneter melebihi aset moneter, maka daya beli entitas meningkat sepanjang tidak terhubung dengan suatu tingkat harga. Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto tersebut sebagai selisih aset nonmoneter, ekuitas dan pos-pos dalam laporan laba rugi komprehensif yang disajikan kembali serta penyesuaian indeks yang terhubung dengan aset dan liabilitas. Keuntungan atau kerugian tersebut dapat diestimasi dengan menggunakan perubahan indeks harga umum menjadi rata-rata tertimbang selama periode atas selisih antara aset moneter dan liabilitas moneter.
  • Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto termasuk dalam laporan laba rugi. Penyesuaian terhadap aset dan liabilitas yang terhubung dengan perubahan harga perjanjian) sesuai dengan paragraf 13, saling hapus dengan keuntungan atau kerugian posisi moneter neto. Pos pendapatan dan beban lain, seperti pendapatan dan beban bunga serta selisih kurs terkait investasi atau pinjaman dana, juga terkait dengan posisi moneter neto. Meskipun pos tersebut diungkapkan secara terpisah, hal yang dapat membantu jika pos tersebut disajikan bersamaan dengan keuntungan atau kerugian posisi moneter neto dalam laporan laba rugi komprehensif. Laporan Keuangan Biaya Kini Laporan Posisi Keuangan
  • Pos-pos yang disajikan pada biaya kini tidak disajikan kembali karena sudah dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Pos lainnya dalam laporan posisi keuangan disajikan kembali sesuai dengan paragraf 11 sampai 24. Laporan Laba Rugi Komprehensif
  • Laporan laba rugi komprehensif yang menggunakan biaya kini, sebelum penyajian kembali, secara umum melaporkan biaya kini pada waktu terjadinya transaksi atau peristiwa yang mendasari. Oleh karena itu, seluruh jumlah tersebut perlu disajikan kembali dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan dengan menggunakan indeks harga umum. Keuntungan Atau Kerugian Posisi Moneter Neto
  • Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto dicatat sesuai dengan paragraf 26 dan 27. Laporan Arus Kas
  • Pernyataan ini mensyaratkan bahwa seluruh pos dalam laporan arus kas dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Angka Terkait
  • Angka terkait pada periode pelaporan sebelumnya, apakah berdasarkan pada pendekatan biaya historis atau pendekatan biaya kini, disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum, sehingga laporan keuangan komparatif disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Informasi yang diungkapkan sehubungan dengan periode sebelumnya juga dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Untuk tujuan penyajian jumlah komparatif dalam selisih penyajian mata uang, diterapkan PSAK 10 (revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing paragraf 42(b) dan 43. Laporan Keuangan Konsolidasi
  • Entitas induk yang membuat laporan keuangan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi dapat memiliki entitas anak yang juga membuat laporan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Laporan keuangan entitas anak tersebut perlu disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum dari negara yang mata uangnya dilaporkan sebelum dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi yang diterbitkan oleh entitas induk. Ketika entitas anak merupakan entitas asing, maka laporan keuangan yang disajikan kembali dijabarkan pada kurs penutup. Laporan keuangan entitas anak yang tidak dilaporkan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi diperlakukan sesuai Valuta Asing.
  • Jika laporan keuangan dengan akhir periode pelaporan yang berbeda dikonsolidasikan, maka seluruh pos moneter dan nonmoneter perlu disajikan kembali dalam unit pengukuran kini pada tanggal laporan keuangan konsolidasian.
Sumber : – PSAK 10 (revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs 63.10 Hak Cipta © 2010 Ikatan akuntan IndonesIa Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi e Ps no. 63 Hak Cipta © 2010 Ikatan akuntan IndonesIa Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi e Ps no. 63.

Sumber :
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/viewFile/15696/15688

http://riyanikusuma.wordpress.com/

Sejarah Perkembangan Akuntansi Traslasi Mata Uang Asing

Praktik akuntansi translasi telah berkembanga dari waktu ke waktu sebagai jawaban atas kompleksitas operasi multinasional yang meningkat dan perubahan sistem moneter internasional. Untuk memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi yang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai inisiatif pelaporan keuangan di Amerika Serikat yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.
Sebelum 1965
Accounting Research Bulletin (ARB) NO. 4 kemudian diperbaharui dengan ARB NO. 43 mendorong penggunaan metode kini-non kini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan kedalam laba. Keuntungan atau kerugian transaksi bersih disaling hapuskan selama periode berjalan. Sedangkan untuk kerugian transaksi bersih ditangguhkan dalam penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.
1965 – 1975
Bab 12 ARB No 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-non kini dalam keadaan tertentu. Persediaan dapat ditranslasikaan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
1975 – 1981
FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama periode perubaahan
kurs nilai tukar.
Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat  ebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan.
1981 – hingga kini

FASB mempertimbangkan kembali FAS no 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial AccountingStandars No.52 pada tahun 1981.
sumber :buku Akuntansi Internasional Frederick Education Prentice.D.S.Choi,Gary K.Meek,International Accounting,Pearson dan bahan ajar HARI SETIYAWATI, SE.,AK.,M.SI

Sumber : http://riyanikusuma.wordpress.com/

Alasan Translasi Mata Uang Asing

Perusahaan dengan kegiatan operasional luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan gabungan yang memberikan laporan pada para pembeca informasi mengenai operasional perusahaan secara global. Untuk dapat memenuhi hal tersebut, laporan mata uang asing dari anak perusahaan yang dihitung dengan mata uang asing dilaporkan lagi terhadap mata uang yang digunakan laporan induk perusahaan. Proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi mata uang asing (translation).
Banyak permasalahan yang berhubungan dengan translasi mata uanng asing muncul dari fakta bahwa nilai relatif mata uang asing hampir tidak pernah stabil. Tingkat variabilitas nilai tukar, dikombinasikan denga perbedaan antara metode translasi mata uang asing dan penangan terhadap keuntungan dan kerugiannya. Semakin mempersulit untuk membandingkan hasil satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, ataupun perbandingan dalam tiap periodenya.
Terdapat alasan dalam tranlasi mata uang asing yaitu:
• mencatat transaksi mata uang asing
• memperhitungkakn efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang
• berkomunikasi dengan peminat saham asing.
Transaksi mata uang asing, seperti pembelian produk dari cina oleh importir kanada, harus ditranslasikan mata uangnya karena laporan keuangan tidak dapat dipersiapkan dari pembukuan yang mengggunakan lebih dari satu mata uang.
Untuk tujuan pebukuan, aset atau kewajiban mata unag asing dikatakan rentan resiko keuangan jika tingkat perubahan pada laporan padanannnya mata uang induk perusahan. Perhitungan terhadap translasi semacam ini sangat bergantung pada metode translasi mata uang asing yang perusahaan gunakan.
Akhirnya kenaikan jumlah investasi internasional meningkatkan kebutuhan untuk menyampaikan informasi pembukuan perusahaan yang berdomisili pada satu negara kepada para investor di negara lainnya. Hal ini dibutuhkan pada saat perusahaan menginginkan untuk membuat daftar saham perusahaan pada translasi saham asing, dengan maksud untuk memiliki usaha asing atau gabungan, atau ingin mengomunikasikan hasil operasional dan seluruh laporan keuangan kepada pemegang saham asing. Beberapa perusahaan jepang mentranslasikan lapoan keuangan mereka dari yen jepang menjadi dolar AS. pada saat memberikan laporan terhadap peminat dari amerika. Praktik ini sering kali disebut sebuah convenience translation (translasi mata uang asing penyesuaian).

Sumber : http://riyanikusuma.wordpress.com/

LAPORAN KEUANGAN TRANSPARAN MELINDUNGI INVESTOR DAN MENINGKATKAN KUALITAS PASAR

Salah satu pengguna laporan keuangan adalah investor, investor merupakan bagian dari perusahaan yang memiliki peran penting dalam kelangsungan usaha suatu perusahaan. Bagi perusahaan yang telah berstatus sebagai perusahaan yang akan dan telah go public di Pasar Modal, Transparansi dan Akuntabilitas pengelolaan perusahaan merupakan keharusan mutlak yang telah diatur dalam berbagai regulasi, untuk perlindungan bagi investor di Pasar Modal, disamping untuk menunjang, keberlangsungan(Sustainability) perusahaan itu sendiri.
Untuk melindungi investor, sebagaian besar bursa sekuritas menentukan laporan dan kebutuhan pengungkapan pada perusahaan domestik dan asing yang mencari akses untuk pasar mereka. Bursa saham dan pengaturan pemerintah secara membutuhkan perusahaan asing yang terdaftar untuk melengkapi semua informasi keuangan dan non-keuangan yang hampir sama seperti yang dibutuhkan untuk perusahaan domestik.
Bursa saham dan pengaturan pemerintah secara umum membutuhkan perusahaan asing yang terdaftar untuk melengkapi semua informasi keuangan dan non-keuangan yang hampir sama seperti yang dibutuhkan untuk perusahaan domestik. Perusahaan asing yang terdaftar secara umum memiliki fleksibilitas yang berhubungan dengan prinsip akuntansi yang mereka gunakan dan untuk sejumlah pengungkapan. Di kebanyakan negara, perusahaan asing yang terdaftar harus menyimpan dengan informasi bursa saham yang dibuat publik, mendistribusikan kepada pemegang saham, atau dicatat dengan pengaturan di pasar domestik.
Proteksi pemegang saham bermacam-macam diseluruh negara. Negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris Raya, dan Amerika Serikat memberikan investor proteksi ekstensif dan ketat. Sebaliknya, proteksi pemegang saham kurang memberikan tekanan di bagian lain dunia.
Frost dan Lang membahas dua objek investor berorientasi pasar yaitu pelindungan investor dan kualitas pasar.
  • Proteksi Investor yaitu dalam hal ini Investor dijamin dengan informasi dengan informasi dan dilindungi dengan pelaksanaan dan pengawasan peraturan pasar. Kecurangan mencegah adanya penawaran publik, perdangan, pemilihan, dan sekuritas penawaran. Informasi keuangan dan non keuangan yang bisa dibandingkan telah ditemukan sehingga investor bisa membandingkan perusahaan area industri dan negara.
  • Kualitas Pasar yaitu dalam hal Pasar adalah adil, tersusun, efesien, dan bebas dari penyalahgunaan dan perbuatan jahat. Keadilan pasar dipromosikan dengan akses informasi yang wajar dan kesempatan berdagang. Efesien pasar berkembang dengan meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya tansaksi. Kualitas pasar ditandai dengan kepercayaan investor dan mereka memfasilitasi pembentukan modal.
Fost dan lang juga mengulas empat prinsip pada investor yang berorientasi pasar yang harus dijalankan.
  • Keefektifan biaya yaitu dalam hal ini Regulasi biaya pasar sebaiknya dibandingkan dengan keuntungan sekuritasnya.
  • Fleksibilitas dan kebebasab pasar yaitu dalam hal ini Regulasi tidak seharusnya menghalangi kompetisi dan evolusi pasar.
  • Laporan keuangan transparan dan pengungkapan menyuluruh
  • Perlakuan setara perusahaan domestik dan asing
Seperti Frost dan Lang catat, proteksi investor mewajibkan bahwa investor menerima informasi secara berkala dan diproteksi dengan pengawasan dan pelaksanaan. Pengungkapan harus memadai supaya investor membandingkan perusahaan area industri dan negara. Lebih jauh lagi, pengungkapan yang menyeluruh dan dapat dipercaya akan meningkatkan kepercayaan investor, di mana meningkatkan likuiditas, mengurangi biaya transaksi, akan meningkatkan kualitas pasar secara keseluruhan.
Laporan keuangan yang berkualitas dan disajikan secara tepat waktu adalah salah satu pilar dari prinsip Transparancy.Tercapainya laporan keuangan yang Transparancy dan Acuntanbility di Pasar Modal Indonesia merupakan tanggung jawab semua pihak terkait, dan bukanlah semata tugas dan tanggung jawab akuntan publik. Pihak-pihak yang memiliki kemampuan untuk mendorong terciptanya laporan keuangan yang Transparan dan Akuntanbilitas harus bekerja sama secara sinergis. Pihak-pihak tersebut antara lain:
  • Regulator, yang secara persisten mendorong pengungkapan informasi keuangan yang handal.
  • Dewan Standar Akuntansi, yang menentukan standar relevan dan dapat diandalkan untuk industri,     khususnya yang berkaitan dengan transaksi-transaksi keuangan yang kompleks.
  • Direksi dan Manajemen Perusahaan, yang memiliki pemahaman yang memadai terhadap Standar Akuntansi Keuangan dan secara konsisten menerapkan standar tersebut.
  • Organ Pengawas Perusahaan, yang secara efektif menerapkan asas check and balance sehingga tercapai mekanisme pengawasan internal yang efektif.
  • Akuntan Publik, yang profesional dalam melakukan audit sesuai dengan Standar Audit yang memenuhi kualifikasi global.
  • Komitmen, semua pihak untuk dapat menjalankan fungsi masing-masing secara jujur.
Perlindungan terhadap investor ini sangat menentukan akan meningkatnya kulaitas pasar suatu perusahaan. Hal ini disebabkan oleh semakin percayanya investor terhadap perusahaan, sehingga akan semakin banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di suatu perusahaan. Banyaknya investor merupakan hal baik bagi perusahaan, karena menandakan bahwa kualitas pasar meningkat.

Sumber :
http://ririnkhairani.blogspot.com/2012/04/bab-v-pelaporan-dan-pengungkapan.html

Minggu, 06 April 2014

Persamaan dan Perbedaan Sistem Akuntansi dari Negara Perancis, Jerman, Republik Ceko, Belanda dan Inggris

Banyak Negara di kawasan Eropa yang memiliki sistem pengawasan dan dalam pelaporan keungan yang baik, yaitu seperti Jerman, Belanda, Prancis, Republik Ceko, ataupun inggris. Tetapi disetiap Negara pasti memiliki peraturan atau sistemnya masing-masing. Untuk memahami sistem akuntansi di setiap masiing-masing Negara mari kita lihat perbedaan dan persamaannya.
1. PERANCIS
a. Regulator
  • CNC (Badan Akuntansi Nasional)
  • CRC (Komite Regulasi Akuntansi)
  • AMF (Otoritas Pasar Keuangan)
  • OEC (Institut Akuntan Publik)
  • CNCC (Institut Nasional Undang-Undang Auditor)
b. Regulasi
  • Plan Compatable General (Undang-Undang Akuntansi Nasional)
c. Laporan Keuangan
  • Neraca, Laporan laba rugi, Catatan atas laporan keuangan, Laporan direktur, Laporan Auditor, Laporan arus kas (dirokemdasikan oleh CNC).
  • Laporan khas Perancis adalah laporan pencegahan kebangkrutan bisnis dan sebuah laporan sosial (bagi perusahaan besar).
  • Laporan keuangan harus diaudit kecuali untuk perusahaan kecil, kewajiban terbatas, dan kemitraan.

2. JERMAN
a. Regulator

  • DRSC (German Accounting Standards Committee), GASC (mengawasi DRSC), FREP (Dewan Sektor Swasta), Wirtschaftspruferkammer (Chamber of Accountants).
b. Regulasi
  • German Commercial Code (HGB) dan keputusan hakim. Akuntansi Jerman dirancang untuk menghitung jumlah pendapatan yang tepat yang bisa menjaga kreditor setelah adanya pembagian kepada pemilik.
c. Laporan Keuangan
  • Neraca, Laporan laba rugi, Catatan, Laporan Manajemen, Laporan Auditor
  • Perusahaan kecil dibebaskan dari persyaratan audit dan diperbolehkan untuk menyusun sebuah neraca singkat. Laporan khas Jerman adalah laporan pribadi dari auditor kepada dewan direktur dan dewan pengawas perusahaan.

3. REPUBLIK CEKO
a. Regulator
  • Parlemen
  • Menteri Keuangan
  • Chamber of Auditors
b. Regulasi
  • Commercial Code
  • Accountancy Act
  • dan Dekrit Menteri Keuangan
c. Laporan Keuangan
  • Neraca, akun keuntungan dan kerugian (laporan laba rugi) dan catatan, Perusahaan kecil tidak diwajibkan melakukan audit memiliki persyaratan pengungkapan yang singkat. Perusahaan Ceko yang terdaftar harus menggunakan IFRS dan memberikan laporan laba rugi per 3 bulan.
  • Perusahaan tidak terdaftar bisa memilih IFRS atau standar akuntansi Ceko dalam laporan keuangan gabungan mereka tapi harus menggunakan standar Ceko dalam laporan perusahaan pribadi.

4. BELANDA
a. Regulator
  • DASB (Dutch Accounting Standards Board)
  • AMF (Authority for the Financial Markets)
  • Enterprise ChamberNivRA (Netherlands Institute of Registeraccountants)
b. Regulasi
  • Act on Annual Financial Statements 1970.
c. Laporan Keuangan
  • Neraca, laporan laba rugi, catatan, laporan direktur dan informasi lain yang sudah ditentukan, laporan arus kas dianjurkan.
  • Perusahaan kecil dibebaskan dari persyaratan audit dan dapat menyusun laba rugi singkat dan neraca. Perusahaan menengah harus diaudit tapi boleh mengeluarkan laporan laba rugi singkat.
  • Laporan keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas yang berbeda. Perusahaan terdaftar harus menggunakan IFRS, tapi semua perusahaan diperbolehkan menggunakan IFRS alih-alih pedoman Belanda.

5. INGGRIS
a. Regulator
  • CCAB (Consultative Committee of Accountancy Bodies)
  • FRC (Financial Reporting Council)
  • AIDB (Accountancy Investigation dan Discipline Board)
  • POB (Professional Oversight Board). 
b. Regulasi
  • Undang-Undang Perusahaan 1981 dan profesi akuntansi.
c. Laporan Keuangan
  • Laporan direktur, akun laba dan rugi serta neraca, laporan arus kas, laporan keseluruhan laba dan rugi, laporan kebijakan akuntansi, catatan yang direferensikan dalam laporan keuangan, dan laporan auditor.
  • Perusahaan kecil dan menengah dibebaskan dari banyaknya kewajiban laporan keuangan termasuk laporan gabungan, dan diizinkan untuk menyusun akun singkat dengan informasi minimun yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk mempermudah anda mengetahui perbedaan dan persamaan sistem akuntansi dari kelima Negara di atas, perhatikan Tabel berikut ini:
Image

Setelah memahami uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mekanisme pengawasan akuntansi dan laporan keuangan yang paling efektif adalah Negara Belanda. Karena memiliki sistem yang sederhana tetapi tidak mempersulit perusahaan kecil ataupun menengah. Akan tetapi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah tersebut pun tidak dilepas atau seenaknya saja dalam membuat laporan keuangan. Dan tetap membuat laporan keuangan yang wajib walau singkat, dan mengaudit keuangan agar bias mengetahui apakah ada kecurangan atau suatu kendala yang bisa mengancam perusahaan tersebut.
Sumber:

bahrulwasim.files.wordpress.com/2011/06/bab-i-s-d-bab-vi.pptx‎

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_9ex99O2AvLQw8IZVZAULOQe2rkDTHbXhFtsx3o6OmMLyFSWC0UDuDiIn0j3EKrdMpAdoVkZqvD8oqndiJM59RnAY_0vW1zSXtAJgXl44D0rN77_BuIVj-wrRs83FRQvthV3beTHnW_dt/s320/dunia.jpg


Nama   : I Made Wahyudi Subrata
Kelas   : 4EB10
NPM   : 23210346
Dosen  : Liana Zahra
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Dunia Akuntansi


Standar dan praktik akuntansi di setiap negara, merupakan hasil dari interaksi yang kompleks diantara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan, dan budaya.  Di bawah ini, akan dibahas mengenai delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi. Diantaranya; sumber pendanaan, sistem hukum, perpajakan, ikatan politik dan ekonomi, inflasi, tingkat perkembangan ekonomi, tingkat pendidikan, dan budaya. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
Delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi :
1.     Sumber Pendanaan
Pada negara yang memiliki pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan risiko terkait. Sedangkan dalam Negara yang menerapkan sistem berbasis kredit, memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.
2.     Sistem Hukum
Dunia barat mempunyai dua orientasi dasar yaitu hokum kode (sipil) dan hokum umum (kasus). Hokum kode diambil dari hokum Romawi dan kode napoleon. Di Negara-negara yang menerapkan hokum kode, aturan akuntansi digabungkan dalam hokum nasional dan cenderung sangat lengkap serta mencakup banyak prosedur. Sedangkan hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap. Aturan akuntansi menjadi adaptif dan inovatif karena ditetapkan oleh organisasi professional sector swasta.
3.     Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya guna keperluan pajak. Namun, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu, yang berbeda dengan prinsip akuntansi keuangan.
4.     Ikatan Politik dan Ekonomi
Banyak Negara berkembang yang menerapkan system akuntansi yang dikembangkan oleh bangsa lain, entah karena paksaan ataupun karena keinginan sendiri. Seperti contoh sistem pencatatan double entry yang berawal di italia kemudian menyebar di Eropa; Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaannya; pendudukan jerman pada saat Perang Dunia II menyebabkan Perancis menerapkan plan comptable. USA memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya USA di Jepang pada saat Perang Dunia II.
5.     Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.
6.     Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Masalah akuntansi seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sector manufaktur menjadi semakin kurang penting.
7.     Tingkat Pendidikan
Standar praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative, misalnya, tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
8.     Budaya
Budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variasi budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi nasional, juga membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa. Delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi di atas, yang mana diantaranya; sumber pendanaan, sistem hukum, perpajakan, ikatan politik dan ekonomi, inflasi, tingkat perkembangan ekonomi, tingkat pendidikan, dan budaya; berpengaruh secara signifikan terhadap berkembangnya akuntansi di dunia.
Sumber:

http://eriahandaresta.blogspot.com/2011/04/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html

http://americancpe.com/images/CPE%20Calculator%20and%20Pen%202.jpg

Nama   : I Made Wahyudi Subrata
Kelas   : 4EB10
NPM   : 23210346
Dosen  : Liana Zahra
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

Sabtu, 05 April 2014

PERKEMBANGAN SEJARAH AKUNTANSI INTERNASIONAL


Akuntansi memainkan peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Sebagai cabang ilmu ekonomi, akuntansi memberikan informasi mengenai suatu perusahaan dan transaksinya untuk memfasilitasi keputusan alokasi sumberdaya oleh para pengguna informasi tersehut. Jika informasi yang dilaporkan dapat diandalkan dan bermanfaat, sumber daya yang terbatas tersebut dialokasikan secara optimal, dan sebaliknya alokasi sum berdaya akan menjadi kurang optimal jika informasi kurang andal dan tidak bermanfaat. Akuntansj internasionaltidaklah berbeda dan peranan yang dimaksudkan. Yang membuat studinya berbeda adalah bahwa perusahaan yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional (multinational compain, MNC) dengan operasi dan transaksi yang melintasi batas-batas negara, atau suatu perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna yang berlokasi di negara selama negara perusahaan pelaporan. Ingatlah bahwa akuntansi mencakup beberapa proses yang luas: pengukuran, penguιngkapan,dan auditing. Pengukurаn adalah proses mengidenlifikasikan, mengelompokkan, dan menghitung aktivitas ekonomi atau transaksi. Pengukuran ini memberikan masukan mendalam mengenai profitabilitasopensi suatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangannya. Pengungkapan adalah proses di mana pengiktisaran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna yang diharapkan. Bidang ini memusatkan perhatian pada isu-isu seperti apa yang akan dilaporkan, kapan, dengan cara apa, dan kepada siapa. Auditing adalah proses di mana kalangan protesional akuntansi khusus (auditor) melakukan atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses pengukuran dan komunikasi. Apabila auditor internal adalah karyawan perusahaan yang bertanggung jawab kepada manajemen, maka auditor eksternal adalah pihak bukan karyawan yang bertanggung jawab untuk melakukan atestasi bahwa laporan keuangan perusahaan disusun menurut standar akuntansi yang berlaku umum.
Akuntansi diperkenalkan pertama kali di Italia pada abad 14 dan 15. Pada saat itu akuntansi dilakukan dengan melakukan double entry bookkeeping (sistem pembukuan berpasangan).Akuntansi moderen dimulai sejak double entry accounting ditemukan dan digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan berganda (double entry bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli (th 1447). Luca Pacioli lahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Lucalah orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam bukunya berjudul : Summa the arithmetica geometria proportioni et proportionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar double accounting system bukanlah ide murni Luca namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan mempublikasikannya. Hal ini diakui sendiri oleh Luca (Radebaugh, 1998) “Pacioli did not claim that his ideas were original, just that he was the one who was trying to organize and publish them. He objective was to publish a popular book that could be used by all, following the influence of the venetian businessmen rather than bankers”. Praktek bisnis dengan metode venetian yang menjadi acuan Luca menulis buku tersebut telah menjadi metode yang diadopsi tidak hanya di Italia namun hampir disemua negara eropah seperti Jerman, Belanda, Inggris.
“ Pembukuan ala Italia “ kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang zaman Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada saat bersamaan filsuf bisnis Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodic dan pemerintah Perancis menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.
Tahun 1850-an double entry bookkeeping mencapai Kepulauan Inggris yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar ke seluruh Amerika Utara dan seluruh wilayah persemakmuran Inggris. Selain itu model akuntansi Belanda diekspor antara lain ke Indonesia, Sistem akuntansi Perancis di Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika dibawah pemerintahan Perancis. Kerangka pelaporan sistem Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran Rusia.
Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademi tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin terasa di Dunia Barat.
Sumber:

http://vicryblog.blogspot.com/2013/03/sejarah-perkembangan-akuntansi.html

Nama   : I Made Wahyudi Subrata
Kelas   : 4EB10
NPM   : 23210346
Dosen  : Liana Zahra
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

PERBEDAAN AKUNTANSI INTERNASIONAL DENGAN BIDANG AKUNTANSI LAINNYA


A. Sejarah Akuntansi Internasional
Pada mulanya, akuntansi diawali dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15. Sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping), dianggap awal penciptaan akuntansi. Akuntansi modern dimulai sejak double entry accounting ditemukan dan digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan berganda (double entry bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli (pada tahun 1447).
Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) merupakan praktik standar pencatatan transaksi keuangan. Proses pembukuan hanya meliputi pencatatan transaksi-transaksi ke dalam berbagai jurnal dan pemberian klasifikasi kode perkiraan buku besar (yaitu pengumpulan data keuangan mentah) yang menjadi dasar untuk sistem akuntansi yang mengumpulkan dan mengorganisir data mentah menjadi informasi yang berguna.
Luca Pacioli lahir di italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di italia. Luca orang yang pertama mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam bukunya berjudul : Summa the arithmetica geometria proportioni et proportionalita pada tahun 1494. Namun banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar double accounting system bukanlah ide murni luca namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan mempublikasikannya. Hal ini diakui sendiri oleh Luca (Radebaugh, 1998).
Praktek bisnis dengan metode venetian yang menjadi acuan Luca menulis buku tersebut telah menjadi metode yang diadopsi tidak hanya di italia namun hamper disemua Negara eropa seperti jerman, belanda, inggris.
Akuntansi model akuntansi belanda di ekspor antara lain ke Indonesia, sistem akuntansi perancis di polinesia dan wilayah-wilayah afrika dibawah pemerintahan perancis. Kerangka pelaporan sistem jerman berpengaruh di jepang, swedia, dan kekaisaran rusia. Paruh abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi amerika serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah perang dunia II, pengaruh akuntansi semakin terasa di dunia barat. Perkembangan Akuntansi didukung oleh adanya pendidikan (munculnya sekolah bisnis), seiring perubahan jaman dan perkembangan hubungan internasional, kerumitan akuntansi semakin menjadi.

B.  Perbedaan Akuntansi Internasional dengan Bidang Akuntansi Lainnya
Pada pengertiannya, Akuntansi internasional merupakan akuntansi sebagai transaksi internasional, perbandingan akuntansi antar Negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan diperusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Akuntansi memainkan peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Tujuan dari akuntansi adalah menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pengambilan keputusan untuk membuat keputusan ekonomi.
Dalam dunia usaha akuntansi merupakan suatu alat informasi, dimana akuntansi memberikan informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan. Akuntansi intenasional memiliki peran yang serupa dengan konteks yang lebih luas, dimana lingkup pelaporannya adalah untuk perusahaan multinasional dengan transaksi dan operasi lintas batas Negara atau perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna laporan dinegara lain.
Proses akuntansinya pun tidak berbeda dan dengan kualifikasi standar pelaporan tertentu yang diatur secara internasional maupun local pada Negara tertentu. Tetapi penting untuk diketahui mengenai dimensi internasional dari proses akuntansi pada tiap negara yang berbeda. Dimana perbedaan itu meliputi, perbedaan budayam praktik bisnis, struktur politik, system hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi local, risiko bisnis, dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan multinasional melakukan kegiatan operasionalnya dan memberikan laporan keuangannya. Ada beberapa hal yang menyatakan bahwa akuntansi internasional berbeda dengan yang lainnya, perbedaan studi akuntansi internasional adalah pada:
  • Pelaporan untuk MNC/MNE (Multi National Corporation, yaitu sebuah perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat disatu negara tetapi kantor cabang diberbagai negara maju dan berkembang)
  • Batas Negara, Operasi yang melintasi batas-batas negara
  • Pelaporan ditujukan kepada pengguna yang berlokasi di negara selain negara perusahaan.
  • Perpajakan Internasional
  • Transaksi Internasional

C. Tiga Bidang Luas Akuntansi Internasional
            Didalam akuntansi internasional terbagi menjadi tiga bidang yang luas, Akuntansi mencakup beberapa proses yang luas tersebut antara lain:
  • Pengukuran
Proses mengidentifikasikan, mengelompokkan, dan menghitung aktivitas ekonomi atau transaksi. Pengukuran itu memberikan masukan mendalam mengenai probabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangan.
  • Pengungkapan
Proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangan dan digunakan dalam pengambilan keputusan. Bidang ini memusatkan memusatkan perhatian pada isu-isu seperti apa yang akan dilaporkan, kapan, dengan cara apa, dan kepada siapa.
  • Auditing
Proses dimana para kalangan professional akuntansi khusus (auditor) melakukan atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses pengukuran dan komunikasi. Apabila auditor internal adalah karyawan perusahaan yang bertanggung jawab kepada manajemen, maka auditor eksternal adalah pihak bukan karyawan yang bertanggung jawab untuk melakukan atestasi bahwa laporan keuangan perusahaan disusun menurut standar akuntansi yang berlaku umum.
Pemahaman terhadap dimensi internasional dari proses akuntansi yang baru saja dijelaskan merupakan sesuatu yang penting bagi mereka yang ingin mengelola suatu usaha atau memperoleh atau memasok pembiayaan melintasi batas-batas negara. Bahkan sebuah perusahaan yang beroperasi semata-mata di dalam batasan-batasan suatu negara tertentu tidak lagi tersekat dan terpisahkan dari aspek-aspek akuntansi yang bersifat internasional. Hal ini karena ketergantungan kepada pemasok internasional yang menuntut untuk menekan biaya produksi dan berupaya untuk selalu kompetitif secara global, semua ini telah menjadi sesuatu yang umum dan wajar dalam bisnis dewasa ini. Tidaklah mungkin dapat memahami laporan keuangan dan pengungkapan lainnya tanpa pengetahuan mengenai prinsip akuntansi dan budaya usaha yang mendasarinya.

D.  Tujuan Akuntansi Internasional
            Akuntansi memilii beberapa tujuan, antara lain:
  • Mengidentifikasi sejarah perkembangan akuntansi internasional
  • Memperkenalkan berbagai perbedaan nasional dalam sistem akuntansi di dunia
  • Meringkas evolusi bisnis sampai zaman modern
  • Membahas pentingnya dimensi akuntansi dalam bisnis global dan topik-topik penting yang membentuk akuntansi internasional

E. Peran Akuntansi Dalam Bidang Usaha dan Pasar Modal Global
Faktor lain yang turut menyumbangkan semakin pentingnya akuntansi internasional adalah fenomena kompetisi global. Penentuan acuan (benchmarking), suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang memadai bukan hal yang baru, tetapi standar perbandingan yang digunakan kini melampaui batas-batas nasional adalah sesuatu yang baru. Menurut peraturan di Amerika, untuk bisa listed di Pasar NYSE maka emiten perlu melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Proses pendaftaran
2. Menyerahkan laporan keuangan. Mereka dapat menggunakan US GAAP, IAS atau GAAP negara masing-masing tetapi masing-masing ada persyaratan tambahan antara lain :
  • Mengisi Form 20-7 untuk laporan tahunan
  • Melakukan rekonsiliasi net earning dan equity agar sesuai dengan US GAAP
  • Memberikan disclosure sesuai US GAAP
  • Menyerahkan laporan kuartal yang tidak perlu di audit
Sebagaimana diketahui pengawas pasar modal itu bertujuan untuk melindungi pemegang saham publik khususnya investor perseorangan (individual investor). Sedangkan Private Placement atau Institutional Investor market biasanya dianggap memilki kemampuan untuk meneliti kelayakan suatu investasi sehinggan tidak perlu secara khusus mendapat perlindungan pemerintah. Dalam transaksi pasar modal global dikenal QIB (Qualified Institutional Buyers). Pengelompokan ini dimaksudkan untuk membatasi pelaku pasar institusi. Kelompok ini minimal harus menginvest sebesar US $ 250 milion. Bagi kelompok investor ini biasanya tidak memerlukan banyak disclosure (pengungkapan) laporan keuangan.
Di samping itu dikenal ADR atau American Depository Receipts. Metode ini dimaksudkan untuk mengonversi saham dari luar ke pasar domestik Amerika sehingga lebih cocok dengan kondisi ekonomi dan investornya. Misalnya saham nilai 10.000 dollar bisa dipecah menjadi senilai US $ 100 per lembar atau seballiknya US$ 0.10 bisa dibuat menjadi US$ 100,00 per lembar. Di samping ADR ada lagi GDR (Global Depository Receipts) yang sifat dan maksudnya sama untuk mempermudah investor menanamkan modalnya di berbagai pasar, perusahaan atau negara. Keadaan ini semua menjadi pemicu dan mempercepat proses menuju global market dan global accounting standard.
 Sumber:
http://onesnite.blogspot.com/2013/03/pendahuluan-akuntansi-internasional.html

http://blogimel.wordpress.com/2013/03/25/perbedaan-akuntansi-internasional-dengan-akuntansi-lainnya/

http://eriahandaresta.blogspot.com/2011/03/akuntansi-internasional-minggu-1.html

Nama   :I Made Wahyudi Subrata
Kelas   : 4EB10
NPM   : 22310346
Dosen : Liana Zahra
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

Jumat, 17 Januari 2014

PROPOSAL SKRIPSI

BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                                     
1.1              Latar Belakang Masalah
            Perkembangan perusahaan tergantung dari kemampuan manajemennya dalam merencanakan, mengoordinasikan, serta mengendalikan aktifitas organisasinya. Untuk melaksanakan fungsinya tersebut, manajemen memerlukan suatu sistem informasi yang mampu mendukung dalam berbagai pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang dibutuhkan perusahaan dihasilkan oleh sistem informasi, oleh karena itu sistem informasi mempunyai ubungan erat dengan operasi perusahaan. Mengingat pentingnya suatu informasi terutama yang berhubungan dengan penjualan suatu pruduk, baik dalam bentuk barang maupun dalam bentuk jasa di suatu perusahaan, maka sangat diperlukan sistem informasi yang memadai yang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan secara keseluruhan.
            Informasi akuntansi merupakan bagian terpenting dari informasi yang di perlukan oleh perusahaan, baik pihak internal mau eksternal, karena informasi akuntansi adalah informasi yang berhubungan dengan data keuangan. Untuk dapat menghasilkan informasi akuntansi yang tepat dan akurat di perlukan suatu sistem yang mengatur pengolahan akuntansi.
            Informasi yang mengatur dalam pengelolaan akuntansi yang diperlukan oleh setiap manajemen biasa disebut Sistem Akuntansi (SA). Sistem Akuntansi pada dasarnya adalah suatu bentuk sistem informasi yang mengolah data atas transaksi serta kejadian akuntansi dalam perusahaan. Informasi akuntansi dapat diandalkan apabila dibangun atau diolah dalam suatu sistem yang mempunyai struktur pengendalian yang memadai. Oleh karena itu, untuk menciptakan suatu Sistem Akuntansi yang baik, maka setiap segi yang ada dalam Sistem Akuntansi harus mengandung unsur-unsur pengendalian yang berguna dalam menjamin ketelitian informasi, ketaatan kepada kebijaksanaan yang ditetapkan oleh manajemen serta mampu mendorong pelaksanaan usaha yang efektif.
            Untuk mendukung pengelolaan penjualan yang baik pada suatu perusahaan, maka diperlukan Sistem Akuntansi yang baik dan didukung pula dengan adanya sumber daya manusia yang mempunyai keahlian sebagai pelaksana sistem yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Dalam Sistem Akuntansi yang baikdidukung pula dengan adanya sumber daya manusia yang mempunyai keahlian sebagai pelaksana sistem yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Dalam Sistem Akuntansi ada beberapa sistem bagian yang berupa siklus-siklus akuntansi. Siklus akuntansi menunjukan prosedur akuntansi mulai dari sumber data sampai ke proses pencatatan/pengolahan akuntansinya.
            Dalam hal ini penulis akan membahas siklus pendapatan (daur penjualan) yang merupakan prosedur pendapatan (penerimaan kas). Sistem Informasi Penjualan adalah suatu sistem informasi yng mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan. Untuk itu dalam penulisan ini, penulis mencoba meninjau bagaimana peranan Sistem Akuntansi atas  penjualan pada PT XXX.
Dan berdasarkan uraian diatas, maka penulis memilih judul penelitian yaitu “TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI  PENJUALAN TUNAI (PENERIMAAN KAS) PADA PT XXX

1.2          Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang diangkat dalam pembahasan ini adalah : apakah Sistem Akuntansi yang diterapkan oleh PT XXX sudah berjalan dengan semestinya?
1.3          Batasan Masalah
            Agar penulisan ilmiah ini lebih terfokus serta tidak menyimpang dan lebih terperinci maka penulis menetapkan pembatasan masalah hanya pada masalah yang berkaitan dengan Sistem Akuntansi penjualan tunai (penerimaan kas) yang terjadi pada PT XXX.
1.4          Tujuan Penelitian
            Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui Sistem Akuntansi yang ada pada PT XXX, apakah sudah berjalan dengan semestinya.
1.5          Manfaat Penelitian
     Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini, antara lain :
1.      Bagi penulis adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Sistem Akuntansi penjualan, serta belajar menganalisis Sistem Akuntansi penjualan dan pengendalian internalnya
2.      Bagi perusahaan adalah dengan adanya Sistem Akuntansi penjualan akan menghasilkan laporan yang terjamin atas keandalan datanya sehingga membantu manajemen dalam mengambil keputusan.
3.      Bagi pembaca adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Sistem Akuntansi penjualan tunai sebagai dasar pengembangan pengetahuan dalam bidang Sistem Akuntansi dan akuntansi secara umum





BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Pengertian Sistem
            Menurut Mulyadi dengan bukunya yang berjudul “Sistem Akuntansi”, sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini dapat diambil pengertian lebih terperinci mengenai sistem sebagai berikut :
1.      Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Sistem pernapasan kita terdiri suatu kelompok unsur, yaitu hidung, saluran pernapasan, paru-paru, dan darah. Unsur-unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut.
2.      Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan lainnya dan sifat serta kerjasama antarunsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.
3.      Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. Sistem pernafasan kita bertujuan menyediakan oksigen, dan pembuangan carbon dioksida dari tubuh kita bagi kepentingan  kelangsungan hidup kita. Unsur sistem tersebut yang berupa hidung, saluran pernafasan, paru-paru, dan darah bekerja sama satu dengan lainnya dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan tersebut diatas.
4.      Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Sistem pernafasan kita merupakan salah satu sistem yang ada dalam tubuh kita, yang merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh. Contoh sistem lain adalah sistem pencernaan makanan, sistem peredarah darah, sistem pertahanan tubuh.
Secara singkat mengenai penjelasan diatas maka suatu sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi.

2.1.1    Karakteristik Sistem
            Menurut Yogiyanto (1996:7), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu yaitu :
1.      Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut dengan supra system.
2.      Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut
3.      Lingkungan Luar Sistem
Ligkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dengan demikian harus dijaga dan dipelihara, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem.
4.      Penghubung Sistem
Penghubung merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran dari  subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5.      Masukan Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6.      Keluaran Sistem
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
7.      Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan keuangan dan laporan lain yang dibutuhkan manajemen.
 2.1.2    Klasifikasi Sistem
            Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang menurut Yogiyanto (1996:11) diantaranya adalah sebagai berikut ini:
1.      Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.
2.      Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam tidak dibuat oleh manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia
3.      Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tak tentu
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan.Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
4.      Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka
Sistem tertutup adalah merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada tetapi kenyataanya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatif tertutup. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau susbistem yang lainnya. Karena sistem ini sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya maka suatu sistem harus mempunyai suatu  sistem pengendalian yang baik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan  bahwa sistem dapat diklasifikasi menurut beberapa   sudut pandang  yang dianggap sesuai dengan sistem yang diinginkan yaitu sistem abstrak dan sistem fisik, sistem alamiah dan sistem buatan manusia, sistem tertentu dan sistem tak tentu serta sistem tertutup dan sistem terbuka.
2.2       Sistem Akuntasi
            Definisi Sistem Akuntansi menurut Howard F. Settler adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kegiatan ekonomis dengan tujuan menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditor, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menlai hasil operasi.
            Menurut Mulyadi dengan bukunya yang berjudul “Sistem Akuntansi”, menjelaskan bahwa Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan  laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk memudahkan pengelolaan perusahaan. Dari definisi Sistem Akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan.
1.      Formulir
Formulir merupakan yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dukumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi dalam catatan. Contoh formulir adalah : faktur penjualan, bukti kas keluar dan cek. 
2.      Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Seperti telah disebutkan diatas, sumber informasi dalam pencatatan jurnal adalah formulir. Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
3.      Buku Besar
Buku Besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
4.      Buku Pembantu
Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat di bentuk buku pembantu . Buku Pembatu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.
5.      Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualaanya. Laporan dapat berbentuk hasil cetak computer dan tayangan pada layar monitor computer.
  2.2.1    Komponen Utama Sistem Informasi
            Sistem akuntansi adalah salah satu sistem informasi diantara berbagai sistem informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Komponen bangunan sistem informasi terdiri dari enam blok (information system building block) : masukan, model, keluaran, teknologi, basis data dan pengendalian.

MASUKAN
    MODEL
KELUARAN
TEKNOLOGI
  BARIS DATA
PENGENDALIAN
Gambar 2.1 Blok Bangunan Sistem Informasi
1.      Blok Masukan (Input Block)
Masukan adalah data yang dimasukan kedalam sistem informasi beserta metode dan media yang digunakan untuk menangkap dan memasukan data tersebut ke dalam sistem. Masukan terdiri dari transaksi, permintaan, pertanyaan, perintah, dan pesan. Umumnya masukan harus mengikuti aturan dan bentuk tertentu mengenai isi, identifikasi, otorisai, tata letak, dan pengolahannya. Cara untuk memasukan masukan ke dalam sistem dapat berupa tulisan tangan, formulir kertas, pengenalan karakteristik fisik seperti sidik jari, papan ketik, dan lainnya.
2.      Blok Model (Model Block)
Blok model terdiri dari logico-mathematical models yang mengolah masukan dan data yang disimpan, dengan berbagai macam cara, untuk memproduksi hasil yang di kehendaki atau keluaran. Logico-mathematical models dapat mengkomindasi unsur-unsur data untuk menyediakan jawaban atas suatu pertanyaan, atau dapat meringkas atau menggabungkan data menjadi suatu laporan ringkas.
3.      Blok Keluaran (Output Block)
Produk sistem informasi adalah keluaran yang berupa informasi yang bermutu dan dokumen untuk semua tingkat manajemen dan semua pemakai informasi, baik pemakai intern maupun pemakai ekstern. Keluaran suatu sistem merupakan factor utama yang menentukan blok-blok lain suatu sistem informasi. Jika keluaran suatu sistem informasi tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai informasi, perancangan blok masukan, model, teknologi, basis data, dan pengendalian tidak ada manfaatnya. Keluaran sistem informasi dapat berupa laporan keuangan, faktur, surat order pembelian, cek, laporan pelaksanaan anggaran, jawaban atas suatu pertanyaan, pesan, perintah, hasil keputusan. Mutu yang harus melekat dalam keluaran sistem informasi adalah ketelitian, ketepatan waktu, dan relevansi.
4.      Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi menangkap masukan, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan menyampaikan keluaran, serta mengendalikan seluruh sistem. Dalam sistem informasi berbasis komputer, teknologi terdiri dari 3 komponen : computer dan penyimpanan data di luar (auxiliary storage), telekomunikasi, dan perangkat lunak (software)
5.      Blok Basis Data (Data Base Block)
Basis data merupakan tempat untuk menyimpan data yang digunakan untuk melayani kebutuhan pemakai informasi. Basis data dapat diberlakukan dari dua sudut pandang secara fisik dan secara logis. Basis data secara fisik berupa media untuk menyimpan data, seperti kartu buku besar, pita magnetic, disk, diskette, kaset, chip, dan microfilm. Basis data secara fisik merupakan tempat sesungguhnya suatu data disimpan, namun yang lebih penting bukan dalam bentuk fisik apa data disimpan, melainkan bagaimana mencari, menggabungkan dan mengambil data yang disimpan untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Oleh kerena itu, basis data dapat dipandang dari sudut pandang logis yang bersangkutan dengan bagaimana struktur penyimpanan data sehingga menjamin ketepatan, ketelitian dan relevansi pengambilan informasi.
6.      Blok Pengendalian (Control Block)
Semua sistem informasi harus dilindungi dari bencana dan ancaman. Beberapa cara yang perlu dirancang untuk menjamin perlindungan, integritas, dan kelancaran jalannya sistem informasi adalah :
1.      Penggunaan sistem pengelolaan catatan
2.      Penerapan pengendalian akuntansi
3.      Pengembangan rancangan induk sistem informasi
4.      Pembuatan rencana darurat dalam hal sistem informasi gagal menjalankan fungsinya.
5.      Penerapan prosedur seleksi karyawan
6.      Pembuatan dokumentasi lengkap tentang sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan
7.      Perlindungan dari bencana api dan putusnya aliran listrik
8.      Pembuatan sistem penunjangan untuk mengantisipasi kegagalan sistem informasi yang sekarang digunakan dan pembuatan tempat penyimpanan data di luar perusahaan sebagai cadangan (backup)
9.      Pembuatan prosedur pengamanan dan penggunaan alat-alat pengamanan serta pengendalian akses ke dalam sistem informasi.  
2.2.2    Tujuan Umum Pengembangan Sistem Akuntansi
            Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru
      Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha sebelumnya.
2.      Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada
      Adakalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan, sehingga menuntut sistem akuntansi untuk dapat menghasilkan laporan dengan  mutu informasi yang lebih baik.
3.      Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern         
      Yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4.      Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
      Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan untuk menghemat biaya. Informasi merupakan barang ekonomi. Untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi yang lainnya. Oleh karena itu dalam menghasilkan informasi perlu dipertimbangkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan.
2.3       Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
            Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah proses aliran kas yang terjadi di perusahaan secara terus menerus sepanjang perusahaan yang bersangkutan masih beroperasi. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu kesatuan untuk mengumpulkan, mencatat transaksi yang dapat membantu pimpinan untuk menangani penerimaan perusahaan. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
2.3.1    Sistem Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai
            Penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang, seperti toko buku, berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan :
1.      Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check
2.      Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
            Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur berikut :
1.      Kenerimaan Kas dari Over-The Counter Sale
Dalam penjualan tunai ini, pembeli dating ke perusahaan melakukan pemilihan barang yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Penerimaan kas dari over-the counter sales dilaksanakan melalui prosedur berikut :
1)      Pembeli mmemesan barang langsung kepada Sales Person di bagian penjualan
2)      Bagian kasa menerima pembayaran dari pembeli
3)      Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli
4)      Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli
5)      Bagian kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank
6)      Bagian akuntansi mencatat transaksi yang terjadi
2.      Penerimaan Kas dari COD Sale
Cash-On-Delivery Sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi perusahaan.
        Jika lokasi pembeli berada dikota yang sama dengan lokasi perusahaan, penyerahaan barang biasanya dilaksanakan sendiri oleh fungsi pengiriman perusahaan. Pencatatan COD Sales dilakukan dalam dua jurnal sebagai berikut
Jurnal Penjualan. Pada saat barng dikirim, bagian jurnal membuat jurnal sebagai berikut :
        Penjualan Tunai                       xxx
        Pendapatan Penjualan COD   xxx
                    PPN keluaran                          xxx   
Jurnal Penerimaan Kas. Pada saat kas diterima oleh bagian kasa, bagian jurnal membuat jurnal sebagai berikut :
        Kas                                          xxx
                    Penjualan Tunai                       xxx
        Jika lokasi COD berada di luar kota atau luar pulau, pengiriman dan penagihan barang dapat dilakukan lewat kantor pos atau perusahaan angkutan umum. Pencatatan COD Sales dilakukan pada saat barang diserahkan kepada kantor pos atau perusahaan angkutan umum dengan jurnal sebagai berikut :
        Piutang COD                          xxx
        PPN keluaran                          xxx
        Penjualan COD                       xxx
                    Biaya Angkut                          xxx
Pada saat kas diterima dari pembeli melalui kantor pos atau perusahaan angkutan umum, jurnal untuk pencatatan transaksi tersebut adalah :
        Kas                                          xxx
                    Piutang COD                          xxx
3.      Penerimaan Kas dari Credit Card Sale
        Sebenarnya credit card bukan merupakan suatu tipe penjualan, namun merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan bagi pembeli maupun penjual. Credit Card sales adalah transaksi penjualan tunai (yang merupakan bentuk lain over-the-counter sales) yang pembeli melakukan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit.
Kartu kredit dapat digolongkan dalam menjadi tiga kelompok, yaitu :
1.      Kartu Kredit Bank (bank card)
Kartu kredit ini diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan yang lain. Kartu kredit bank yang banyak beredar adalah Visa dan Master Card. Dengan menggunakan kartu kredit ini, pembeli sebenarnya memproleh kredit dari bank. Perusahaan yang menerima pembayaran melalui kartu kredit dapat memperoleh uang tunai segera dari bank dengan menukarkan copy credit card sales slip ke bank yang menerbitkan kartu kredit yang bersangkutan. Bank yang menerbitkan kartu kredit biasanya menagih pemegang kartu kredit sebulan sekali, untuk transaksi pembelian dengan menggunakan kartu kredit yang dilakukan oleh pemegang kartu kredit dalam jangka waktu sebulan sebelumnya. Jika perusahaan menjual barang dengan menerima kartu kredit sebagai sarana pembayaran,jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah :
  Kas                              xxx
  Biaya kartu kredit       xxx
  PPN keluaran              xxx
              Penjualan kartu kredit             xxx

2.      Kartu Kredit Perusahaan (company card)
Kartu kredit ini diterbitkan oleh perusahaan tertentu untuk para pelanggannya. Pelanggan dapat menggunakan kartu kredit ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Pada akhir bulan atau pada tanggal tertentu, perusahaan menagih jumlah harga barang yang di beli oleh pemegang kartu kredit selama jangka waktu tertentu yang sudah lewat.
3.      Kartu Bepergian dan Hiburan (travel and entertainment cards)
American Express, Diners Club, dan Carte Blance biasanya digolongkan kedalam travel and entertainment cards, karena umumnya kartu-kartu tersebut digunakan dalam bisnis restaurant, hotel, dan motel. Namun banyak pula toko yang menerima kartu-kartu kredit tersebut sebagai alat pembayaran. Perusahaan penjual barang menguangkan credit card sales slip dari transaksi penjualannya ke perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Jurnal untuk mencatat penjualan dengan menerima kartu kredit jenis ini tidak berbeda dengan jurnal penjualan dengan menerima kartu kredit bank.
  
2.3.2         Fungsi Yang Terkait
            Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1.      Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
2.      Fungsi Kas
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualaan tunai,fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3.      Fungsi Gudang
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualaan tunai,fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
4.      Fungsi Pengiriman
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualaan tunai,fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5.      Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualaan tunai,fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kasdan pembuat laporasn penjualan.

2.3.3         Informasi yang Diperlukan Oleh Manajemen
            Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari penerimaan kas dari penjualan kas adalah :
1.      Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu
2.      Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai
3.      Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4.      Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu, namun pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai.
5.      Kuantitas produk yang dijual
6.      Nama wiraniaga yang melakukan penjualan
7.      Otorisasi pejabat yang berwenang




2.3.4         Dokumen Yang Digunakan

            Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1.      Faktur Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
2.      Pita Register
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoprasikan mesin register kas (cash register). Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
3.      Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu kredit.
4.      Bill of Lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
5.      Faktur Penjualan COD
Dokumen ini dilakukan untuk merekam penjualan COD
6.      Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
7.      Rekap Harga Pokok Penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untukmeringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.

2.3.5         Catatan Akuntansi yang Digunakan
            Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1.      Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan.
2.      Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber
3.      Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang di jual
4.      Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual.
5.      Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.
2.3.6         Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisai, metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisai, menegecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. 

Menurut  Romney  and  Steinbart  (2004,  p195)  pengendalian  internal adalah perencanaan organisasi dan metode sebuah bisnis yang digunakan untuk mengamankan dan melindungi aset, menyediakan informasi yang akurat dan handal, meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi dan mendukung ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang berlaku.
Kegiatan pengendalian terdiri dari empat kategori :
1.      Prosedur untuk mengotorisasi transaksi.
2.      Keamanan untuk aset dan catatan
3.      Pemisahan tugas
4.      Kecukupan atau kelengkapan dokumen-dokumen dan catatan-catatan.
Definisi sistem pengendalian intern menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur–unsur yang membentuk sistem tersebut. Jadi pengertian pengendalian intern diatas berlaku baik jika dalam perusahaan yang mengolah informasi secara manual, dengan mesin pembukuan maupun komputer. Tujuan dari sistem pengendalian intern menurut definisi di atas adalah :
1.      menjaga kekayaan organisai
2.      mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3.      mendorong efisiensi
4.      mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
  
Menurut tujuannya sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
1.      Pengendalian intern akuntansi
Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran–ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akutnasni. Pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
2.      Pengendalian intern adminstratif terutama utnuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian intern administrasi meliputi peningkatan efisiensi usaha, dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan, misalnya analisis statistik, studi waktu dan gerak, program pelatihan, dan pengendalian mutu kegiatan perusahaan.

Unsur-unsur pokok pengendalian intern adalah:
1.      Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 
2.      Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup  terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.
3.      Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4.      Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.


Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern yang
meliputi:
a.       Pemisahan fungsi        
Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan. Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi
 pelaksanaan tugas.         
b.      Prosedur pemberian wewenang          
Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang yang berwenang.
c.       Prosedur dokumentasi            
Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi.
d.      Prosedur dan catatan akuntansi          
Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatan – catatan akuntansi yang yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu.
e.       Pengawasan fisik        
Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.
f.       Pemeriksaan intern secara bebas         
Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening
       
kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data.

Dari beberapa unsur yang sudah dijelaskan diatas dapat dibagi dalam beberapa  ruang lingkup pengendalian SA yaitu diantaranya :
1.      Ruang lingkup Implementasi pada Bagian Akuntansi/Pembukuan meliputi pencatatan dan pengolahan data atas transaksi keuangan yang meliputi penjurnalan, posting hingga menghasilkan laporan keuangan perusahaan (General Ledger System). 
2.      Ruang lingkup Sistem Informasi Aktiva Tetap dan Persediaan terdiri dari mutasi penambahan dan pengurangan pada aktiva tetap dan persediaan serta perhitungan penyusutan dan nilai buku aktiva tetap. 
3.      Ruang Lingkup implementasi Billing System yang telah terkomputerisasi terdiri dari beberapa sub-sistem antara lain sub-sistem penyambungan baru, sub-sistem administrasi rekening, sub-sistem pelayanan pelanggan (customer service) dan sub-sistem penagihan dan penerimaan kas.

Sedangangkan untuk lingkungan pengendalian terdiri atas faktor-faktor berikut ini :
1.      Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
2.      Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi.
3.      Struktur organisasional.
4.      Badan audit dewan komisaris
5.      Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab.
6.      Kebijakan dan praktek-praktek dalam SDM.
7.      Pengaruh-pengaruh eksternal.

2.4       Pengenalan Flowchart
            Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya. Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung.
            Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan program. Dengan adanya flowchart urutan poses kegiatan menjadi lebih jelas. Jika ada penambahan proses maka dapat dilakukan lebih mudah. Setelah flowchart selesai disusun, selanjutnya pemrogram (programmer) menerjemahkannya ke bentuk program dengan bahsa pemrograman.
2.4.1    Jenis-Jenis Flowchart
            Flowchart dibagi menjadi lima jenis, yaitu :
1.      Flowchart Sistem (System Flowchart)
Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem.
Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).
2.      Flowchart Paperwork / Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
Flowchart Paperwork /menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen.
Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.
3.      Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.
4.      Flowchart Program (Program Flowchart)
Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.
5.      Flowchart Proses (Process Flowchart)
Flowchart Proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form.


2.4.2    Simbol-Simbol Flowchart
            Flowchart disusun dengan simbol-simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang dipakai antara lain :
 
Gambar 2.2 Simbol Flowchart Proses
 
Gambar 2.3 Simbol Flowchart Input/Output

Gambar 2.4 Simbol Flowchart Simpanan

 

Gambar 2.5 Simbol Flowchart Alur dan Lain-lainnya


2.4.3    Kaidah-kaidah Pembuatan Flowchart
            Dalam pembuatan flowchart tidak ada rumus atau patokan yang bersifat mutlak. Karena flowchart merupakan gambaran hasil pemikiran dalam menganalisa suatu masalah dengan komputer. Sehingga flowchart yang dihasilkan dapat bervariasi antara satu pemrogram dengan pemrogram lainnya.

Namun secara garis besar, setiap pengolahan selalu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu;
1.      Input berupa bahan mentah
2.      Proses pengolahan
3.      Output berupa bahan jadi.
Untuk pengolahan data dengan komputer, dapat dirangkum urutan dasar untuk pemecahan suatu masalah, yaitu;
1.       START: berisi instruksi untuk persiapan perlatan yang diperlukan sebelum menangani  pemecahan masalah.
2.       READ: berisi instruksi untuk membaca data dari suatu peralatan input.
3.       PROCESS: berisi kegiatan yang berkaitan dengan pemecahan persoalan sesuai dengan data yang dibaca.
4.       WRITE: berisi instruksi untuk merekam hasil kegiatan ke perlatan output.
5.       END: mengakhiri kegiatan pengolahan
  
Gambar berikut memperlihatkan flowchart dari kegiatan dasar diatas.

Gambar 2.6 Flowchart Kegiatan Dasar

            Dari gambar flowchart di atas terlihat bahwa suatu flowchart harus terdapat proses persiapan dan proses akhir. Dan yang menjadi topik dalam pembahasan ini adalah tahap proses. Karena kegiatan ini banyak mengandung variasi sesuai dengan kompleksitas masalah yang akan dipecahkan. Walaupun tidak ada kaidah-kaidah yang baku dalam penyusunan flowchart, namun ada beberapa anjuran yaitu:
1.       Hindari pengulangan proses yang tidak perlu dan logika yang berbelit sehingga jalannya proses menjadi singkat
2.       Penggambaran flowchart yang simetris dengan arah yang jelas.

2.5       Kajian Sejenis
                    Dalam subbab ini akan di uraikan tentang beberapa penelitian terdahulu, mengenai pengungkapan atas laporan tahunan. Dimana hasilnya menunjukkan belum konsisten. Wujud belum ada konsistensi itu masih memungkinkan pembuktian lebih lanjut lewat peneltian berikutnya. Berikut penelitian terdahulu
                    Dalam jurnal yang berjudul  “Evaluasi Sitem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT PUTRA INDONESIA PURUHITA” oleh Arif Hidayanto diperoleh kesimpulan : Penggunaan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran pada  perusahaan dapat menjadi efektif apabila kekurangan ditiap bagian organisasi dapat di perbaiki.  Jurnal "The Usefulness of an Accounting Information System for Effective Organizational Performance" oleh Siamak Nejadhosseini Soudani


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1       Objek Penelitian
            Objek dalam penelitian ini adalah PT XXX, .....................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................ 

3.2       Data/Variabel
Jenis data yang digunakan penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah
1.      Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dengan cara langsung dengan pihak yang terkait pihak yang terkait dalam hal ini adalah PT XXX. Data diperoleh  dengan cara mendatangi langsung PT XXX dan juga dengan melihat dokumen-dokumen yang diperoleh dari kunjungan langsung ke perusahaan
2.   Data skunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan sudah di olah oleh pihak terkait  sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkannya.

3.3        Metode Pengumpulan Data/Variabel
1.      Metode pengumpulan data  ialah menggunakan wawancara dengan pihak manajemen atau yang terkait dan pengamatan langsung ke PT XXX.
2.      Study pustaka (Library Researchdi mana penulis meneliti kemudian mengumpulkan data dari beberapa literature yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini termasuk buku, makalah, artikel, jurnal, pencarian informasi di internet.

3.4       Alat Analisis Yang digunakan
            Alat analisis yang di gunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan analisis data dan analisis deskriptif yang dapat digambarkan dengan flowchart yang sudah di bahas pada bab sebelum nya.





DAFTAR PUSTAKA
Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2010. Sistem Informasi Akuntansi :Perancangan, Proses dan Penerapan. Edisi Pertama. Yogyakarta : ANDI

Hartadi, Bambang. 2003. Sistem Pengendalian Internal. Edisi Pertama. Jakarta:Erlangga

Hery. 2009. Teori Akuntansi. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana

Mulyadi. 2010. Sistem AkuntansiEdisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat

Narko. 2007. Sistem Akuntansi. Edisi Kelima. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara

Romney, M. & P.J. Steinbart. 2000. Accounting Information System. 9th edition. Upper Saddle River: Precentice-Hall, Inc.

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Jakarta : Erlangga.