Selasa, 23 Oktober 2012

Pro Kontra Mobil Murah di Kota-Kota Besar (BI-01-SS-12)



           Sejarah perkembangan otomotif di Indonesia diawali pada akhir abad 19 dan berkembang pesat dalam 5 dekade hingga sekarang, ini banyak dipengaruhi oleh produk – produk dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Eropa, dan terakhir Jepang. Dari sector roda empat industri mobil dalam negeri belum bisa berkembang dinegeri sendiri, namun industri perakitannya yang kemudian berkembang dan diproduksi didalam negri. Mengenai perkembangan industri otomotif di Indonesia, Pemerintah dan kalangan industri otomotif mendorong pembuatan mobil murah yang hemat energi. Beberapa pabrikan besar seperti Toyota dan Daihatsu sudah menyiapkan mobil murah dan ramah lingkungan. Dua pabrikan itu mematok harga murah karena menggunakan komponen lokal lebih dari 60 persen. Apakah geliat mobil murah ini dibarengi dengan perbaikan sistem transportasi di Indonesia Atau malah menjadikan jalanan semakin menyusahkan masyarakat yang di antaranya menimbulkan kemacetan lalu lintas dan berbagai permasalahan lain seperti meningkatnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan moda transportasi jalan, yang berdampak pula kepada kesehatan masyarakat, perubahan cuaca dan berbagai dampak negatif lain.
            Melihat dari segi positifnya,besarnya minat masyarakat kepada mobil murah akan menambah lapangan pekerjaan,dengan diserapnya banyak tenaga kerja dari sektor tersebut. Disamping itu dengan adanya mobil murah dapat memudahkan masyarkat untuk memiliki kendaraan yang dapat menampung keluarga mereka untuk bepergian secara bersama-sama sekaligus.
            Namun tidak sedikit efek yang timbul dari segi negatifnya. Jika kita mengambil contoh di kota besar misalnya Jakarta, dengan tidak adanya mobil murah saja kemacetan begitu susah di urai,apalagi jika program mobil murah telah terealisasi. Bisa di bayangkan betapa orang akan berlomba-lomba membeli mobil murah tersebut. Umumnya mereka membeli mobil untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman yang lebih ketimbang menggunakan kendaraan umum. Disisi lain, gengsi yang berlebihan sangat memacu orang untuk langsung membeli mobil. Ia tidak akan memikirkan kembali berapa harga dari mobil itu sendiri dibandingkan mendapatkan rasa malu karena gunjingan orang lain. Di samping itu ,banyak perusahaan otomotif yang menawarkan fasilitas-fasilitas memadai tetapi ditawarkan dengan harga yang murah dan juga banyak perusahaan Leasing yang menawarkan jasa kredit pembelian mobil dengan DP murah dan cicilan dengan bunga yang sangat kecil membuat masyarakat akan semakin mudah untuk membeli mobil.
            Menurut data Polda Metro Jaya, penambahan mobil baru di Jakarta rata-rata 250 unit per hari. Pada tahun 2007, jumlah kendaraan yang melaju di jalanan Jakarta yang panjangnya hanya 5.621,5 km mencapai 4 juta unit per hari. Rata-rata pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dalam lima tahun terakhir mencapai 9,5% per tahun, sedangkan pertumbuhan panjang jalan hanya 0,1% per tahun. Ini berarti bahwa dalam beberapa tahun ke depan, jalan di Jakarta akan tidak mampu menampung luapan jumlah kendaraan yang terus tumbuh melebihi panjang jalan yang ada. Melihat kondisi ini, maka perlulah ada pembatasan jumlah kendaraan yang melalui jalan-jalan di Jakarta agar tidak melebihi kapasitas yang mampu ditampungnya.
            Akibatnya jalan-jalan di ibukota menjadi padat dan macet karena pertumbuhan kepemilikan mobil yang berbanding terbalik dengan pertumbuhan sarana dan prasarana jalan raya. Semakin hari, kemacetan di Jakarta semakin parah. Menurut sebuah penelitian,  kemacetan tersebut membuat masyarakat Jakarta mengalami kerugian hingga Rp 48 triliun per tahun (Detik News, 26 Nop 2008). Puncak kemacetan diperkirakan terjadi pada jam sibuk di pagi hari (sekitar pukul 6.30-9.00 WIB) dan sore hari (sekitar pukul 16.30-19.30 WIB). Kemacetan ini mengakibatkan stres yang tinggi pada pengguna jalan, meningkatnya polusi udara kota, hingga terganggunya kegiatan bisnis.
            Melihat data di atas, hendaknya pemerintah membuat kebijakan yang tegas dan tepat,misalnya dengan memperbaiki sarana dan prasarana angkutan umum yang ada.Jika program mobil murah berhasil dilaksanakan hendaknya sasaran yang dituju adalah pengusaha angkutan umum agar mereka mau mengganti armada angkutan umumnya dengan kendaraan yang baru dan lebih nyaman.Saya rasa jika angkutan umum yang ada sekarang dibenahi dan di ubah menjadi lebih nyaman, kemungkinan masyarakat akan berfikir 2x untuk membeli kendaraan khusus nya mobil karena sarana kendaraan umum yang ada sudah memadai dan nyaman untuk di naiki.Jika pun masyarakat tetap membeli mobil murah,mungkin mereka hanya akan menggunakannya tidak setiap hari.




Nama : I Made Wahyudi Subrata
NPM  : 23210346
Kelas  : 3EB10

REFRENSI : WWW.GOOGLE.COM

1 komentar:

  1. ga lah mas, ga usah takut/parno gitu, mobil murah itu memang bikin orang bisa beli, tapi untuk mengoperasikanya terutama dikota besar seperti jakarta, sangat sangat tidak nyaman ketimbang motor, saya ada tuh mobil dirumah, cuma pakai sabtu minggu doang, males banget bawa mobil mas, kesenggol motor ngecat 500 rb, nabrak mobil orang 500rb, nabrak motor 500 rb, belum bensinnya sebulan 500 rb, belum ngantri di tikungan dan lampu merah, ga tahan amit amit lamanya, mending beli motor matic 250cc nyaman empuk dan bisa selap selip, kalau mau jalan bareng keluarga tinggal naik taksi, duduk nyaman ga stress ribut dijalan atau nyenggol.

    BalasHapus