Kamis, 31 Maret 2011

PEREKONOMIAN INDONESIA


STRATEGI & PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
DI MASA YANG AKAN DATANG

Tingginya penduduk miskin yang mencapai 47,97 juta jiwa atau 23,4% total penduduk Indonesia membutuhkan arah kebijakan pembangunan nasional yang lebih memandang pembangunan kualitas pembangunan manusia yang kompetitif sejalan dengan pembangunan ekonomi. Pada tahap pemulihan ekonomi nasional akan didorong oleh sektor-sektor yang berperan dalam pemenuhan konsumsi masyarakat, dan sektor yang memiliki nilai tambah lokal yang tinggi dan berorientsi ekspor, serta industri padat karya.
Perencanaan pembangunan nasional juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam Indonesia yang sangat berlimpah sebagai modal bagi pembangunan ekonomi yang lebih merata dan adil, terutama potensi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Potensi tersebut antara lain adalah:
·         Secara sosial, wilayah pesisir di pulau-pulau kecil dihuni tidak kurang dari 140 juta jiwa atau 60% dari penduduk Indonesia yang bertempat tinggal dalam radius 50 km dari garis pantai.2 Dapat dikatakan bahwa wilayah ini merupakan cikal bakal perkembangan urbanisasi Indonesia pada masa yang akan datang. Secara administratif kurang lebih 42 Kota dan 181 Kabupaten berada di pesisir dan pulau-pulau kecil.
·   Secara ekonomi, hasil sumberdaya kelautan telah memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDB nasional sebesar 24 % pada tahun 1989. Selain itu, pada wilayah ini juga terdapat berbagai sumber daya masa depan (future resources) dengan memperhatikan berbagai potensinya yang pada saat ini belum dikembangkan secara optimal, yakni:
1. potensi perikanan yang saat ini baru sekitar 58,5% dari potensi lestarinya yang termanfaatkan
2.  besaran nilai investasi baik PMA dan PMDN yang masuk, pada bidang kelautan dan perikanan selama 30 tahun tidak lebih dari 2% dari total investasi di Indonesia.
·         Wilayah kelautan juga kaya akan beberapa sumber daya pesisir dan lautan yang potensial dikembangkan lebih lanjut meliputi:
1.   pertambangan dengan diketahuinya 60 cekungan minyak
2.   perikanan dengan potensi 6,7 juta ton/tahun yang tersebar pada 9 dari 17 titik
penangkapan ikan dunia
3.   pariwisata bahari yang diakui dunia dengan keberadaan 21 spot potensial, dan
4.  keanekaragaman hayati yang sangat tinggi (natural biodiversity) sebagai daya tarik bagi pengembangan kegiatan “ecotourism”.
·         Secara biofisik, wilayah maritim di Indonesia merupakan pusat biodiversity laut tropis dunia karena hampir 30 % hutan bakau dan terumbu karang dunia terdapat di Indonesia.
·         Secara politik dan hankam, wilayah maritim merupakan kawasan perbatasan antar-negara maupun antar-daerah yang sensitif dan memiliki implikasi terhadap pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tantangan pembangunan Indonesia ke depan sangat berat dan berbeda dengan
yang sebelumnya. Paling tidak ada 4 (empat) tantangan yang dihadapi Indonesia, yaitu:
1.   otonomi daerah, berarti telah terjadi penguatan yang
nyata dan legal terhadap kabupaten/kota dalam menetapkan arah dan target
pembangunannya sendiri.
2.  pergeseran orientasi pembangunan sebagai negara maritim, wilayah kelautan dan pesisir beserta sumberdaya alamnya memiliki makna strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia, karena dapat diandalkan sebagai salah satu pilar ekonomi nasional
3.   ancaman dan sekaligus peluang globalisasi, hilangnya batas-batas negara dalam suatu proses ekonomi global. Proses ekonomi global cenderung melibatkan banyak negara sesuai dengan keunggulan kompetitifnya seperti sumberdaya manusia, sumberdaya buatan/infrastruktur, penguasaan teknologi, inovasi proses
produksi dan produk, kebijakan pemerintah, keamanan, ketersediaan modal,
jaringan bisnis global, kemampuan dalam pemasaran dan distribusi global.
4.   kondisi objektif akibat krisis ekonomi. Jatuhnya kinerja makro
ekonomi menjadi –13% dan kurs rupiah yang terkontraksi sebesar 5-6 kali lipat
dan multi dimensi yang dialami Indonesia telah menyebabkan tingginya angka
penduduk miskin
.



Sektor Industri dalam Perekonomian Kota Bandung
Pada awalnya kota Bandung sekitarnya secara tradisional merupakan kawasan pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi menjadikan lahan pertanian menjadi kawasan perumahan serta kemudian berkembang menjadi kawasan industri dan bisnis, sesuai dengan transformasi ekonomi kota umumnya. Sektor perdagangan dan jasa saat ini memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi kota ini disamping terus berkembangnya sektor industri. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Daerah. (Suseda) 2006,  35.92 % dari total angkatan kerja penduduk kota ini terserap pada sektor perdagangan, 28.16 % pada sektor jasa dan 15.92 % pada sektor industri. Sedangkan sektor pertanian hanya menyerap 0.82 %, sementara sisa 19.18 % pada sektor angkutan, bangunan, keuangan dan lainnnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2008, sektor Industri Pengolahan menempati urutan pertama sebagai penyumbang terbesar bagi PAD (pendapatan asli daerah) kota Bandung. Kemudian disusul dengan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, khususnya subsektor perdagangan, kemudian sektor Pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan. Ketiga sektor ini menjadi penyokong utama pendapatan kota.Jika melihat dari komoditas ekspor di sektor industri terus mengalami kenaikan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Tekstil merupakan penyumbang terbesar dalam perindustrian di kota Bandung. Jumlah komoditas dan pendapatan yang dihasilkan pun kian bertambah tiap tahunnya. Oleh karena itu, menjamurnya Factory Outlet (FO) di Bandung sejak tahun 2005 hingga sekarang adalah hal yang wajar. Industri rumah tangga menempati posisi kedua sebagai komoditas ekspor terbesar setelah tekstil, kemudian disusul dengan industri keramik.

 

Letak Geografis bandung
Bandung terletak pada koordinat 107° BT and 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare. Kota ini secara geografis terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, dengan demikian, sebagai ibu kota provinsi, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya.
Kota Bandung terletak pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean sea level), dengan di daerah utara pada umumnya lebih tinggi daripada di bagian selatan. Ketinggian di sebelah utara adalah ±1050 msl, sedangkan di bagian selatan adalah ±675 msl. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, Melalui Kota Bandung mengalir sungai utama seperti Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum serta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum, dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.



KEPENDUDUKAN KOTA BANDUNG
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, dimana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.

Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini, kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.


OBJEK WISATA BANDUNG
Kota kembang adalah nama lain dari kota bandung, kota bandung dahulunya juga disebut dengan Paris Van Java. Seperti yang kita ketahui, kota bandung terkenal juga dengan kota belanja, dengan banyak tersebarnya mall-mall dan factory autlet di kota ini. Hingga sampai saat ini kota bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Sebagaimana data yang duniabaca.com himpun dari berbagai sumber, ada ratusan obyek wisata di bandung yang semuanya itu memang sangat menarik untuk dikunjungi. Berikut ini adalah daftar tempat wisata di bandung khususnya Bandung Kota.



DAFTAR WISATA BANDUNG KOTA
1.Taman Makam Pahlawan Cikutra
Taman Makam Pahlawan Cikutra adalah komplek pemakaman bagi pejuang dan tentara di Kota Bandung. Pemakaman ini berlokasi di Kelurahan Cikutra, Cibeunying Kidul, Bandung, di bagian timur laut kota.
2. Museum Geologi Bandung
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
3. Gedung Sate Bandung (Kantor Gubernur Jawa Barat)
Bangunan gedung ini dirancang arsitek Ir J. Berger dari Landsgeboundienst, dinas pembangunan gedung-gedung pemerintah Negeri Belanda. Dibutuhkan tenaga hingga 2.000 orang pekerja. Di antara ribuan pekerja itu, terdapat lebih kurang 150 Cina Konghu atau Kanton, tukang kayu dan pemahat batu yang trampil di negerinya. Arsitek Belanda, Dr. Hendrik Petrus Berlage, menyebut bahwa Gedung Sate beserta rancangan kompleks Pusat Perkantoran Instansi Pemerintahan Sipil Hindia Belanda di Bandung merupakan sebuah karya besar. Sementara Coor Passchier dan Jan Wittenberg, dua arsitek Belanda yang menginventarisir bangunan kolonial di Bandung, menyebut Gedung Sate sebagai sebagai bangunan monumental yang anggun mempesona, serta memiliki gaya arsitektur yang unik, dan gigantik.
Gedung Sate sendiri sebenarnya hanya bagian kecil atau sekira 5% dari “Kompleks Pusat Perkantoran Insatansi Pemerintah Sipil” Hindia Belanda yang menempati lahan Bandung Utara seluas 27.000 meter persegi. Oleh penduduk tempo dulu “Gedong Sate” dinamai “Gedong Bebe” yang kemudian lebih populer dengan “Gedung Sate” karena di puncak menara gedung tersebut terdapat “tusuk sate” dengan 6 buah ornamen berbentuk jambu air.
4. Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
Monumen ini terletak di sebelah utara Gedung Sate Bandung. Jika kita berada di plaza monumen tersebut, secara garis lurus, kita dapat melihat dengan jelas bangunan Gedung Sate. Antara monumen dan Gedung sate, terdapat Taman Kota, Jl. Surapati, Lapangan Gasibu, dan Jl. Diponegoro. Monumen ini dekat juga dengan Kampus Universitas Padjajaran di Jalan Dipati Ukur Bandung. Di sebelah barat dari monumen ini berdiri tegak Gedung Telkom Indonesia, dan di sebelah timur berdiri Gedung Pertamina Indonesia.
Banyak aktivitas yang sering dilakukan di monumen ini. Selain sebagai titik massa untuk berkumpul sebelum dan sesudah aksi dalam berbagai isu tuntutan, di monumen ini sering pula diadakan acara-acara hiburan. Seperti pasar malam, acara dangdut, dan acara-acara lain yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.
5. Kebun Binatang Bandung
Terletak di Jl. Tamansari. Kebun Binatang Bandung ini pada awalnya dikenal dengan nama Derenten (dalam bahasa sunda, dierentuin) yang artinya kebun binatang. Kebun Binatang Bandung didirikan pada tahun 1930 oleh Bandung Zoological Park (BZP), yang dipelopori oleh Direktur Bank Dennis, Hoogland. Pengesahan pendirian Kebun Binatang ini diwenangi oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan pengesahannya dituangkan pada keputusan 12 April 1933 No.32. Pada saat Jepang menguasai daerah ini, tempat wisata ini kurang terkelola, hingga pada tahun 1948, dilakukan rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi tempat wisata ini.
Pada tahun 1956, atas inisiatif dari R. Ema Bratakoesoema, Bandung Zoological Park dibubarkan dan berganti menjadi Yayasan Marga Satwa Tamansari pada tahun 1957.
6. Taman Ganesha Bandung
Adalah sebuah taman kota yang terletak di Jalan Ganesha – Bandung, persis di depan Kampus Institut Teknologi Bandung. Dari segi ukuran, taman ini tidak begitu luas namun sangat asri karena berbagai tumbuhan yang ada di taman dan sekitarnya. Taman dilengkapi dengan banyak tempat duduk yang dapat digunakan untuk refreshing khususnya di siang hari. Karena lokasinya tidak jauh dari Kebun Binatang Bandung, taman ini sering digunakan oleh para pengunjung kebun binatang untuk beristirahat bersama keluarga sambil menikmati makan siang.
Di sekitar taman tumbuh pepohonan yang tinggi yang dihuni oleh beraneka ragam burung. Memang, kawasan Jalan Ganesha diperuntukkan bagi konservasi beraneka ragam burung sehingga tidak satu pun burung yang ada diperbolehkan untuk diburu.
Bagi yang ingin berkuda sambil berkeliling taman, di sekitar taman terdapat banyak sekali penyewaan kuda. Bagi anak kecil dapat didampingi oleh sang pemilik kuda, atau bagi yang sudah berani berkuda sendiri dapat melakukannya tanpa didampingi sang pemilik kuda. Bagi keluarga yang ingin beramai-ramai menikmati taman dapat menyewa dokar yang dikendalikan oleh sang pemilik dokar.
7. Taman Lansia Bandung
Taman Lansia adalah sebuah taman kota yang terletak di sebelah kanan Gedung Sate Bandung. Merupakan sarana refreshing dan istirahat bagi warga kota Bandung maupun warga luar Bandung yang sedang berkunjung ke kota Bandung.
Di sekitar taman terdapat beberapa tempat yang menyajikan berbagai penganan dan makanan. Sebut saja Youghourt Cisangkuy, merupakan tempat yang cukup tersohor bagi kalangan warga Jakarta. Ada juga kios yang menyediakan surabi dengan berbagai macam rasa, mulai dari rasa keju, coklat, susu, pisang, dan lain-lain. Seringkali ada mobil keliling yang menjajakan beraneka barang pecah belah dan kerajinan keramik.
8. Pusat Sepatu dan Tas Cibaduyut
Seperti namanya, di sepanjang Jalan Cibaduyut Bandung, kita bisa melihat toko-toko yang berjejer memajang dagangan yang didominasi oleh tas dan sepatu. Kalau kita masuk ke dalamnya, kita dapat menemukan lebih banyak lagi. Ada pakaian termasuk jaket kulit, tas kulit, tas gendong, dompet, ikat pinggang, boneka, sandal, dan lain-lain. Harganya pun bervariasi, mulai dari beberapa puluh ribu saja sampai dengan ratusan ribu rupiah.
9. Museum Pos Indonesia Bandung
Keberadaan Museum Pos Indonesia yang berlokasi tidak jauh dari Gedung Sate, tidak terlepas dari perjalanan sejarah Perusahaan Pos di Indonesia. Museum ini hadir sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1933 dengan nama Museum PTT (Pos Telegrap dan Telepon) dan menempati bagian sayap kanan bawah gedung kantor PTT . Bangunan museum ini dibangun pada tanggal 27 Juli 1920 dengan luas bangunan 706 m2 dan dirancang oleh arsitek Ir. J. Berger dan Leutdsgebouwdienst dengan gaya arsitektur Italia masa Renaissance sebagai sebuah tempat yang mengoleksi perangko-perangko dari berbagai negara.
10. Taman Ade Irma Suryani Nasution (Taman Lalu Lintas)
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution adalah tempat yang tepat bagi anak untuk belajar kelalulintasan. Di taman yang sejuk dan nyaman ini, anak-anak akan menikmati berkendara dengan sepeda atau kendaraan mini di jalur buatan yang dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas. Dan langsung mempraktekkan pelajaran kelalulintasan dalam suasana permainan yang menyenangkan.
Lingkungan taman yang luas, hijau dan dilengkapi dengan kursi-kursi taman sangat cocok sebagai pilihan rekreasi Anda sekeluarga.
11. Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Museum Mandala Wangsit Siliwangi adalah museum senjata yang berada di Bandung, Jawa Barat. Nama Siliwangi sendiri adalah seorang pendiri Kerajaan Pajajaran yang kekuasaanya tak terbatas, konon raja yang arif dan bijaksana serta wibawa dalam menjalankan roda pemerintahaan, sedangkan arti Mandala Wangsit adalah sebuah tempat untuk menyimpan amanat, petuah atau nasihat dari pejuang masa lalu kepada generasi penerus melalu benda-benda yang ditinggalkannya.
Nama jalan tempat museum ini, Jl. Lembong, diambil dari nama Letkol Lembong, salah satu prajurit Siliwangi yang menjadi korban dalam Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil. Sebelumnya jalan itu bernama Oude Hospitaalweg.
12. Museum Konferensi Asia Afrika
Gedung yang terletak di jalan Asia Afrika ini didirikan oleh seorang arsitek Belanda yang bernama Van Galenlast dan C.O. Wolf Shoomaker. Gedung ini menjadi sangat terkenal sejak diadakannya Konferensi Asia Afrika tahun 1955, kemudian Konferensi Mahasiswa Asia Afrika tahun 1956 dan Konferensi Islam Asia Afrika yang menyimpan naskah-naskah dan peniggalan-peniggalan Asia Afrika yang terkenal. Gedung ini dibuka untuk umum setiap harikerja dan mudah dicapai dengan menggunakan bus kota jurusan Cicaheum-Cibeureum, Museum ini menampilkan koleksi foto-foto dan barang-barang tiga dimensi yang berhubungan dengan Konferensi Asia Afrika 1955, Benda-Benda KAA, Foto KAA sebelum dan sesudah peringatan KAA, Dasa Sila Bandung, Ulas Pers, Patung tokoh-tokoh KAA, Ruang pameran tetap, Ruang aula, Audio visual dan Perpustakaan
13. Alun-alun dan Masjid Agung Bandung
Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat yang dulu dikenal dengan Masjid Agung Bandung, selesai dibangun kembali pada 13 Januari 2006. Pembangunan itu termasuk dengan penataan ulang Alun-alun Bandung, pembangunan dua lantai basement dan taman kota sekaligus halaman masjid yang dapat dipergunakan untuk kegiatan seni budaya serta salat Idul Fitri dan Idul Adha. Secara resmi pembangunan fisik masjid, membutuhkan waktu : 829 hari atau 2 tahun 99 hari, sejak peletakan batu pertama 25 Februari 2001 sampai peresmian Masjid Raya Bandung 4 Juni 2003 yang diresmikan oleh Gubernur Jabar saat itu: H.R. Nuriana.
14. Monumen Bandung Lautan Api
Merupakan monumen yang menjadi markah tanah Bandung. Monumen ini setinggi 45 meter, memiliki sisi sebanyak 9 bidang. Monumen ini dibangun untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api, dimana terjadi pembumihangusan Bandung Selatan yang dipimpin oleh Muhammad Toha.
Monumen ini berada di tengah-tengah kota yaitu terletak di kawasan Lapangan Tegallega. Monumen ini menjadi salah satu monumen terkenal di Bandung. Monumen ini menjadi pusat perhatian setiap tanggal 23 Maret mengenang peristiwa Bandung Lautan Api.
15. Taman Tegalega – Astana Anyar
16. Taman Kota Bandung – Jl. Merdeka
17. Lapangan Gasebu Bandung (Gabungan Sepakbola Bandung Utara)
18. Taman Kantor Pemerintah Kota Bandung
19. Bandung Tempo Doeloe – Jl. Braga
20. Pusat Perbelanjaan Jins – Jl. Cihampelas
21. Pusat Perbelanjaan Pasar Baru – Jl. Otto
22. Pusat Perbelanjaan Kings Plaza – Jl. Kepatihan
23. Pusat Factory Outlet Jalan Riau dan Jalan Dago
24. Monumen Hussein Sastranegara – Jl. Pajajaran
25. Museum Sri Baguda – Jl. Lingkar Selatan
MATA PENCAHARIAN
Daerah Jawa Barat (termasuk Bandung)yang beriklim antara tropis dan sub-tropis merupakan daerah agraris yang subur. Dahulu daerah ini, terutama daerah pedalaman, memiliki banyak hutan lebat serta daerah rawa. Keadaan ini memungkinkan timbulnya cara-cara bercocok tanam yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman berupa pertanian di ladang yang disebut ngahuma dan pola pertanian menetap, yaitu bersawah. Hingga sekarang pola pertanian sawah merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat Jawa Barat(Bandung), khususnya di daerah pedesaan.

Di daerah perkotaan yang telah tersentuh modernisasi,masyarakat nya cenderung memilih bekerja di sektor industri,baik industri skala kecil hingga industri yang berskala besar.Mengingat Bandung adalah kota terbesar ke tiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya,di Bandung juga banyak orang-orang yang menanamkan modal nya untuk usaha,sehingga banyak menyerap tenaga kerja.



Sumber :
http://duniabaca.com/daftar-lengkap-tempat-wisata-di-bandung-%E2%80%93-bandung-kota.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar